Selasa, 15 Oktober 2013

ternyata staf IDI gak bisa membedakan, kitab terjemahan, tafsir dan kitab asli.

ini salah satu lagi diskusi saya dengan staf IDI yang bernama salma.
dan jika anda ingin membaca diskusi ini maka silahkan baca dari BAWAH ke ATAS, karena ini saya copy seperti apa yang ada dalam email.


Rab,17 Jul2013 pada 13:50
17 Jul
Bls: Al-Quran ditambahi si penafsir
DARI Yudianto Gimin KEPADA 1 penerima
Dari
·         Yudianto Gimin
·          
Ke
·         Salma

saudara salma yang budiman...........
langsung saja ya.....saya sangat prihatin sekali karena anda yang berdiskusi disini yang mencoba untuk membahas tentang kitab suci...ternyata anda belum bisa membedakan apa yang disebut kitab ASLI, TERJEMAHAN dan TAFSIRAN, padahal saya sudah memberikan kepada anda apa itu arti terjemahan dan tafsiran.

yang anda sodorkan kesaya saat ini adalah Al-Quran Terjemahan dan Tafsiran. dan agar anda lebih faham maka simak lagi yang berikut ya....wkwkkwkwkkwkwkwkw

1. Al-Quran TERJEMAHAN itu adalah Al-Quran yang berbahasa arab kemudian diiringi dengan bahasa setempat (terjemahan), misalnya; bahasa indonesia, dan tidak ada kata2 dalam kurung serta tidak ada pembahasan khusus yang bersifat keterangan dengan detail  dalam ayat tersebut.
2. Al-Quran TAFSIR itu adalah Al-Quran yang berbahas arab tetapi diiringi pula bahasa terjemahannya (sama dengan Quran terjemahan) tetapi ada tanda kurungnya dibagian kata/kalimat yang perlu ditafsirkan lebih lanjut, serta akan dibahas lebih lanjut dengan keterangan2 yang jelas berdasarkan ilmu tafsir yang ada bagian perbagian ayat2 tersebut, dan pada saat ini umumnya disebut Al-QURAN TERJEMAHAN dan TAFSIR yang seperti anda pelajari saat ini.
3. Al-Quran asli adalah AL-QURAN yang berbahasa ASLI ARAB dan tidak ada bahasa terjemahan maupun tanda kurungnya.
4. apakah anda sudah paham akan bahasa Indonesia yang baik dan benar????

dan jika adan mengatakan:
1.Kami sangat menghargai kejujuran Yudianto bahwa tidak ada kata 'diciptakan' dalam bahasa aslinya. Berarti ini adalah tambahan dari si penafsir, bukan? Dan ini juga berarti Al-Quran mudah ditambah-tambahkan si penafsir. Benar begitu, bukan?
tanggapan saya:
berarti anda benar2 tidak tahu fungsi pokok dari seorang penafsir, hemmm...apakah saya perlu mengajari anda lagi apa itu arti dan fungsi dari seorang penafsir???
yang jelas anda sampai detik ini tidak tahu...heeemmmm kasihan sekali anda saudara salma...padahal dalam kitab suci anda sendiri juga ada tafsirannya.....berarti kitab suci anda juga dipermainkan oleh sipenafsir ya...wkkwkwkwkkwkw........

2. Nah, menjawab pertanyaan Yudianto. Tentu ada perbedaan makna bila dalam terjemahan ada kata 'diciptakan' yang sebenarnya tidak ada. Menurut kami, ini tindakan tidak jujur dari si penafsir.
 Sebab ini memengaruhi hakikat yang dimiliki Isa Al-Masih yang adalah kalimat Allah. Tetapi disebut 'diciptakan'. Tentu ini membuat bingung, bukan?
 Bagaimana mungkin kalimat Allah diciptakan? Apakah ketika Yudianto berkata-kata, maka kata-kata itu menjadi ciptaan? Tentu ini berbeda makna, bukan?

tanggapan saya:
masa sich...heemmm mana buktinya ada perbedaannya saudara salma??? hahahaha.....buktikan saja jangan hanya beretorika saudara salma.... anak TK saja bisa kalau demikian...wkwkkwkwkwk, masa gak bisa menjelaskan seperti saya...hehehehehe, kalau tidak bisa saran saya sebaiknya anda mengundurkan diri saja dari staff IDI...masa staf IDI gak bisa menafsirkan ayat Al-Quran..hehehehe....apakah anda bingung dengan kata2 diciptakan tersebut??? kami tidak bingung kok,,,dan yang bingung adalah anda sendiri karena anda memang tidak faham bahasa arab...hahahahaha...(jangan tersinggung ya...hehehehe) bukankah nabi Isa dalam Al-Quran diciptakan dengan kalimat ALLAH yakni "KUN"???  mangkanya jangan hanya KOPY PASTE saja saudara salma...silahkan cari tafsir dan terjemahan Quran yang lain yang tidak ada kata diciptakan....masih banyak sekali kok...hahahaha....
dan contoh buat anda, karena anda belum membacanya dari saya, silahkan dibaca dulu ya....DISINI TIDAK ADA KATA DICIPTAKAN LHO...hahahaha
.45- (Ingatlah) ketika malaikat berkata: Ya, Maryam, sesungguhnya ALLAH memberi kabar gembira kepada engkau dengan kalimat dari padaNYA (yakni seorang anak), namanya Almasih 'Isa anak Maryam  yang mempunyai kebesaran didunia dan diakhirat dan termasuk  orang-orang yang dekat kepada Tuhan.

dan yang jelas sampai detik ini ...umat islam mempunyai satu kitab suci. yakni KITAB SUCI ALQURAN yang mempunyai bahasa sama yakni bahasa ARAB.

Sekarang gantian saya lagi yang bertanya kepada anda:
1. sebutkan fungsi pokok dari seorang penafsir.
2. apa perbedaan kitab asli dengan kitab terjemahan/tafsiran?
3. sekarang tafsirkan Qs. 3:45  secara jelas dan lengkap sampai akhir ayat menurut versi anda...sekali lagi sampai akhir ayat lho.....(karena kaum anda kan udah terkenal sebagai pemenggal ayat...hehehehe.. ), sehingga saya bisa mengerti lebih jelas lagi  akan arti  penafsiran dari ayat tersebut dan tidak ada lagi kerancuan  akan tafsiran ayat yang ada bunyi "diciptakan" akan berbeda arti dengan yang tidak ada bunyi tersebut...

saya tunggu jawaban anda dari ke-3 pertanyaan saya diatas.
sekian dari saya dan terimakasih......

Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Kepada: Yudianto Gimin <yudiantogimin@yahoo.com>
Dikirim: Kamis, 11 Juli 2013 20:22
Judul: Al-Quran ditambahi si penafsir

[A5]

Salam Yudianto,

Kami senang menerima pertanyaan Yudianto. Dan ijinkanlah kami menanggapi.

Kami sangat menghargai kejujuran Yudianto bahwa tidak ada kata 'diciptakan' dalam bahasa aslinya. Berarti ini adalah tambahan dari si penafsir, bukan? Dan ini juga berarti Al-Quran mudah ditambah-tambahkan si penafsir. Benar begitu, bukan?

Nah, menjawab pertanyaan Yudianto. Tentu ada perbedaan makna bila dalam terjemahan ada kata 'diciptakan' yang sebenarnya tidak ada. Menurut kami, ini tindakan tidak jujur dari si penafsir.

Sebab ini memengaruhi hakikat yang dimiliki Isa Al-Masih yang adalah kalimat Allah. Tetapi disebut 'diciptakan'. Tentu ini membuat bingung, bukan?

Bagaimana mungkin kalimat Allah diciptakan? Apakah ketika Yudianto berkata-kata, maka kata-kata itu menjadi ciptaan? Tentu ini berbeda makna, bukan?

Bagaimana menurut Yudianto?

Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s atau http://tinyurl.com/9v6rdt2

Wassalam

Salma
Staff, Isa dan Islam



From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Thursday, July 04, 2013 17:54
To: Salma
Subject: Bls: Adakah kata 'diciptakan' dalam Qs. 3:45?
saudara salma....apakah anda msh kurang jelas???
sekarang saya jelaskan lagi...dalam ayat tersebut memang tidak ada bahasa asli tentang kata "diciptakan".....dan alasannya sudah panjang lebar saya utarakan kepada anda.
dan apakah anda boleh menghilangkan tanda kurung tersebut....jawabnya BOLEH. dan apakah boleh juga menambahkan tanda kurung tersebut? jawabnya juga BOLEH. karena yang bertanda kurung tersebut adalah bersifat TAFSIR(penjelasan).

saudara salma...apakah anda pernah menemui Quran terjemahan lain yang bunyinya tidak ada kata diciptakan dalam terjemahan ayat tersebut? jika belum simak yang berikut ini:
saya kutip dari Tafsir dan terjemahan Al-Quran yang ditulis oleh MAHMUD YUNUS terbitam yahun 1973.

.45- (Ingatlah) ketika malaikat berkata: Ya, Maryam, sesungguhnya ALLAH memberi kabar gembira kepada engkau dengan kalimat dari padaNYA
(yakni seorang anak), namanya Almasih 'Isa anak Maryam  yang mempunyai kebesaran didunia dan diakhirat dan termasuk  orang-orang yang dekat kepada Tuhan.

dalam terjemahan diatas, tidak ada kata diciptakan...tetapi (yakni seorang anak) . jadi yang bertanda kurung tersebut tetap mengacu pada koridor artikulasi yang sebenarnya yakni penjelasan tentang seorang putera.
dan apakah jika tanda kurung tersebut dihilangkan akan merubah arti dari ayat tersebut??? inilah yang harus anda jawab.

terjemahan yang tanpa tanda kurung:
.45-  ketika malaikat berkata: Ya, Maryam, sesungguhnya ALLAH memberi kabar gembira kepada engkau dengan kalimat dari padaNYA, namanya Almasih 'Isa anak Maryam  yang mempunyai kebesaran didunia dan diakhirat dan termasuk  orang-orang yang dekat kepada Tuhan.

sekarang tolong jawab pertanyan subjektif saya dibawah ini;
pertanyaan:
tolong jawab ya...apakah terjemahan diatas yang tanpa tanda kurung berbeda artikulasi dan penafsiran dengan terjemahan yang ada tanda kurungnya????
jawab:
a. ada    b. tidak ada    c. tidak tahu
sekali lagi jawab pertanyan saya diatas...pilih jawaban a, b atau c dan berikan alasannya.

sekian dan  terimakasih

Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Kepada: Yudianto Gimin <yudiantogimin@yahoo.com>
Dikirim: Rabu, 3 Juli 2013 21:54
Judul: Adakah kata 'diciptakan' dalam Qs. 3:45?

[A5]

Salam Yudianto,

Kami berterimakasih untuk email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapi.

Kami menghargai penjelasan Yudianto yang panjang dan lebar. Dan kalau boleh berpendapat, dalam penjelasan Yudianto ada yang terlupakan yaitu berkaitan dengan pertanyaan kami.

Adakah kata 'diciptakan' dalam bahasa aslinya di Qs. 3:45? Bagaimana bunyinya? Bagaimana Yudianto?

Sebab kalau boleh berbagi, Isa Al-Masih adalah Allah yang menjadi manusia (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1, 14). Dia datang ke dunia untuk menyelamatkan dan "memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).

Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s atau http://tinyurl.com/9v6rdt2

Wassalam

Salma
Staff, Isa dan Islam



From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Monday, July 01, 2013 19:29
To: Salma
Subject: Bls: Belum terjawab bagaimana bunyinya?
trimakasih atas email nalasan anda saudara salma....
sekali lagi saya jelaskan kepada anda, jika terjemahan dalam bahasa indonesia dengan ditandai tanda kurung implementasinya adalah sebuah penafsiran, jadi terjemahantersebut bukan murni terjemahan. mangkanya dalamemail saya yang lalu anda saya jelaskan tentang pengertian tafsir lalu email berikutnya apakah arti dan fungsi terjemahan.
dan jika keduanya digabungkan akan menghasilkan sebuah terjemahan dimana maksud2 terjemahan yang tidak mudah untuk dimengerti dilampiri dengan tafsir. jadi yang bertanda kurung itu adalah hasil sebuah tafsiran, dan yang namanya tafsir pastilah akan menerangkan dari terjemahan tersebut.
contoh:
kalimat 'dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan'.

"Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya,..."

mari kita simak ayat yang tidak bertanda kurung:
"Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu  dengan kalimat  daripada-Nya,......"
jika ditanyakan apa itu, maka pertanyaannya adalah, Maryam digembirakan oleh apa, atau apa yang telah menggembiran Maryam?
maka dijawab oleh yang bertanda kurung tersebut, yakni maryam digembirakan oleh ALLAH dengan hadirnya seorang anak.

lalu apakah yang bertanda kurung dan tidak mempunyai arti yang sama? jawabnya adalah YA...tiada perbedaan dari keduanya.
sampai disini apakah anda sudah mengerti?

dan perlu anda keahui juga jika dalam Quran terjemahan yang lainnya kalimat yang berkurung tersebut ada yang berbunyi "(yakni seorang anak)", ada juga yang berbunyi "(seorang putra yang soleh)" ada juga "(seorang anak laki-laki)"...yang semuanya mempunyai artikulasi yang sama yaitu seorang anak.

saudara salma....yang bertanda kurung itu sekali lagi adalah sebuah tafsiran dari sebuah kata atau gabungan kata-kata yang tidak dijelaskan secara langsung sehingga perlu ditafsirkan, karena bahasa yang digunakan sifatnya adalah terjemahan. dan lain cerita jika yang membaca adalah orang arab atau yang fasih dalam bahasa arab mungkin tafsir yang bertanda kurung tersebut tidak perlu digunakan, sehingga Quran yg asli tidak ada tanda kurungnya.

saudara salma.....
sekali lagi saya tekankan kepada anda jika anda ingin bicara masalah tafsir AlQuran maka anda harus mengerti ilmu2 tafsir Quran....sehingga anda tidak buta dan tersesat dalam menafsirkan QURAN. mangkanya anda mengembalikan kembali pertanyaan saya yang no2 dan 3 lagi kepada saya.....hehehehehe....

dari anda:
Dan menurut kami, terjemahan Quran diambil dari bahasa Arab, bukan? Jadi, apakah terjemahan ke dalam bahasa tertentu menjadikan Quran bukan kitab suci bagi umat Islam?
tanggapan saya:
anda salah besar jika sebuah kitab terjemahan dikatakan sama dengan kitab aslinya...dan anda salah besar jika kitab terjemahan bisa digunakan atau bisa berfungsi sama dengan kitab aslinya. buktinya adalah, jika orang muslim itu membaca Al-Quran maka yang dibaca adalah Quran asli dengan bahasa arab. pernahkah anda mendengar umat muslim yang membaca Quran misalnya dalam tadarusan  dibulan puasa menggunakan bahasa indonesia atau bahasa yang lainnya??? diseluruh dunia pasti tidak ada bukan??? inilah buktinya jika kitab terjemahan tidak bisa digunakan untuk menjadi kitab suci.
dan apakah anda pernah membayangkan jika ada teman anda dari luar negeri yang berbahasa inggris datang keindonesia, sedangkan dia tidak bisa bahasa indoesia tetapi anda bisa bahasa inggris, lalu suatu ketika teman anda itu ingin membaca injil, tapi dia tidak membawa injil terjemahan bahasa inggris. lalu ia meminjam injil dari anda dan waktu itu anda tidak mempunyai injil terjemahan bahasa inggris pula dan yang ada hanya injil bahasa indonesia maka apa yang akan anda lakukan? apakah anda yang membaca dan akan menerjemahkan kedalam bahasa inggris atau anda akan membelikan dia injil bahasa inggris terlebih dahulu???
heeemmm....ini hanya contoh kecil saja saudaraku.

lalu misalnya lagi:
anda disuruh oleh guru atau dosen anda untuk membawa sebuah buku yang berjudul Die Welt Bibliothek dan buku ini sudah diterjemahkan, lalu anda membawa terjemahannya, maka tentu anda tidak akan diperbolehkan walau anda berdalih buku ini sama karena berasal dari terjemahan yang asli, karena perintah yang datang adalah buku yang berjudul Die Welt Bibliothek bukan yang berjudul Perpustakaan Dunia.

mengapa dalam islam Quran terjemahan tidak berfungsi sebagai kitab asli atau berdiri sejajar seperti Quran yang asli?
ada berbagai alasannya saudara salma, salah satunya demikian:
bahasa lambat laun akan mengalami perubahan mengikuti peradaban, kultur budaya yang berkembang atau percampuran dengan bahasa asing lainnya, sehingga terjemahan juga akan mengalami revisi atau perbaikan sesuai bahasa baku yang berlaku pada waktu itu. apakah bisa utuh selaras dengan artikulasi bahasa terjemahan yang pertama? tentu tidak akan bisa saudara salma dan akan terjadi perubahan walau itu kecil kadarnya. dan jika yang kecil itu terus bertambah akan menjadi besar terlebih jika mengenahi hal-hal yang fatal. dan ini sudah terbukti dikitab anda bukan? ada injil salinan atau terbitan baru dari tahun ketahun yang kata2nya ada perubahan. karena terjemahan injil diterjemahkan dalam berbagai bahasa...dan dari berbagai bahasa ini mengalami evolusi terus menerus sehingga pada akhirnya akan menjadi rancu pengartiannya. jika anda mau jujur dalam 1500 tahun saja bagaimana injil anda? apakah ada induknya yang berkisar pada angka tahun tersebut? saya yakin tidak ada, karena  injil tertua yang ada saat ini berumur ratusan tahun lebih muda dari tahun keberadaan Yesus.

dari anda:
Oh ya, barangkali pertanyaan no. 3 tidak perlu kami jawab. Sebab Yudianto lebih paham mengenai ilmu-ilmu yang diperlukan tersebut, bukan?
tanggapan saya:
ini menjadikan bukti jika anda tidak faham yang namanya ilmu tafsir...jadi jangan menafsirkan AlQuran dulu jika anda tidak faham...karena ilmu yang digunakan ada beberapa macam dengan berbagai metode pula . dan lucu jika kita tidak faham sesuatu hal akan berbicara panjang lebar dan sok pintar akan masalah tersebut, padahal kita adalah kosong atau nol besar. jadi itu namanya tong kosong nyaring bunyinya atau keledai mengaku kuda.....hehehehe.....

saudara salma...sekian dari saya...semoga kelak anda pintar dalam ilmu tafsir dulu..bukan pintaf menafsirkan Quran...karena jika anda sudah faham akan ilmu tafsir Quran maka pastilah anda akan bisa menafsirkan Quran...tidak seperti saat ini yang menurut saya anda hanya belajar tafsir dari Quran terjemahan belaka. semoga ini bermanfaat dan anda segera mendapatkan hidayah ALLAH SWT......trimakasih.

Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Kepada: Yudianto Gimin <yudiantogimin@yahoo.com>
Dikirim: Selasa, 18 Juni 2013 23:04
Judul: Belum terjawab bagaimana bunyinya?

[A5]

Salam Yudianto,

Terimakasih untuk email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapi.

Menarik sekali tanggapan Yudianto. Dan kami kagum kepada Yudianto sebagai seorang akademisi di bidang bahasa. Tentu pengetahuan Yudianto tentang bahasa lebih mumpuni dibandingkan kami.

Tetapi kiranya Yudianto sabar terhadap kami. Karena ada hal yang menurut kami tidak dijelaskan secara gamblang oleh Yudianto. Penjelasan Yudianto langkah demi langkah memang baik. Tetapi kalimat 'dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan'.

Adakah kata 'diciptakan dalam bahasa aslinya? Bagaimana bunyinya? Bagaimana Yudianto?

Nah, berkaitan dengan pertanyaan Yudianto yang no. 2. Apakah Quran yang berbahasa arab ada tanda kurungnya? Kira-kira yang menjadi kitab suci umat Islam itu apakah QURAN yang berbahasa arab atau terjemahan Quran itu sendiri?

Mengenai Quran yang berbahasa Arab ada tanda kurungnya, tentu yang lebih mengetahui adalah Yudianto, bukan? Dan menurut kami, terjemahan Quran diambil dari bahasa Arab, bukan? Jadi, apakah terjemahan ke dalam bahasa tertentu menjadikan Quran bukan kitab suci bagi umat Islam?

Bagaimana menurut Yudianto?

Oh ya, barangkali pertanyaan no. 3 tidak perlu kami jawab. Sebab Yudianto lebih paham mengenai ilmu-ilmu yang diperlukan tersebut, bukan?

Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s atau http://tinyurl.com/9v6rdt2

Wassalam

Salma
Staff, Isa dan Islam



From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Sunday, June 16, 2013 23:43
To: Salma
Subject: Bls: Bagaimana bunyinya?
trimakasih juga untuk anda...dan senang rasanya jika anda ingin fokus kediskusi ini.
saudara salma...sebenarnya inginsekali saya mendengar jawaban anda secara lengkap tapi tak apalah jika anda hanya menanggapi satu pertanyaan saya.
sebenarnya saya agak heran dengan bunyi tanggapan anda yang mengatakan:

dari anda:
"Menarik sekali pertanyaan no. 1. Tentu saja tidak ada perbedaan di sana. Karena Yudianto memilih ayat-ayat yang tidak ada perbedaannya. Nah, ijinkanlah kami mengutip ayat yang sudah ditambahi penafsir artinya.

"(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)" (Qs. 3:45).

Ijinkanlah kami bertanya kepada Yudianto. Apakah kalimat 'dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan' ada dalam bahasa aslinya? Dan bagaimana bunyinya? Bagaimana Yudianto?"

tanggapan saya:
saudara salma yang terhormat..............
sudah saya katakan jika tanda kurung itu semuanya hanyalah penegasan saja yang bersifat untuk mempermudah dalam mempelajari isi Al-Quran dan semua tanda kurung tersebut sama sekali tidak merubah arti dari terjemahan yang ada, tidak terkecuali   seperti contoh ayat yang anda berikan diatas.
jika anda bertanya "Apakah kalimat 'dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan' ada dalam bahasa aslinya? Dan bagaimana bunyinya?" berarti anda benar2 tidak faham maksud saya. saya jelaskan lagi ya....kalimat dalam tanda kurung tersebut tidak ada dalam bahasa aslinya saudara salmaaaaaaa.....sekali lagi yaaaa....semuanya yang bertanda kurung tidak ada dalam bahasa aslinya. apakah anda sudah jelas dan faham???? apakah anda tidak membaca email saya yang telah lalu???

sekarang perhatikan keterangan saya tentang maksud dari tanda kurug tersebut dari ayat yang anda contohkan!!!!!!
"(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)" (Qs. 3:45).
yang anda tanyakan adalah:
(dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan)
sekarang kita coba analisa perbedaan yang anda maksudkan dengan langkah2 berikut:

1. langkah pertama:
mari kita hilangkan semua kalimat dalam tanda kurung yang ada:
"Ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kalimat  daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan " (Qs. 3:45).

2. langkah kedua:
mari kita tafsirkan secara sederhana ayat yang bertanda kurung dengan yang tidak ada tanda kurungnya, apakah ada perbedaan diantara keduanya.
 A. tafsir ayat yang bertanda kurung:
malaikat berkata kapada Maryam jika ALLAH akan menggembirakan dia dengan seorang anak yang bernama Isa Al Masih yang akan menjadi seorang terkemuka didunia dan diakhirat.
B. tafsir ayat yang tidak bertanda kurung:
malaikat berkata kapada Maryam jika ALLAH akan menggembirakan dia dengan seorang anak yang bernama Isa Al Masih yang akan menjadi seorang terkemuka didunia dan diakhirat. dari mana kita mengetahui jika Maryam akan dikaruniai seorang anak? simak penggalan ayat tersebut yang berbunyi:
"....namanya Al Masih Isa putera Maryam,....."
berarti jelas jika Maryam akan dikaruniai seorang anak.

3. Langkah ketiga:
setelah itu mari kita jawab pertanyaan ini:
"Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu...."
ALLAH akan menggembirakan Maryam, kira2 kabar gembira apakah itu? jawabnya adalah kabar gembira akan kelahiran seorang anak.
lalu dalam terjemahan yang ada dipertegas dengan oleh sipenerjemah dengan kalimat dalam tanda kurung agar pembaca langsung bisa mengerti maksud dari ayat tersebut, :
"Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan)...."

LAlu apakah ada perbedaan arti dari terjemahan ayat yang bertanda kurung dan tidak bertanda kurung??? tidak ada bukan??? lalu apanya yang salah???


saudara salma yang budiman......saya berharap kepada anda untuk belajar lebih lanjut lagi akan ilmu tata bahasa agar anda benar2 faham  dalam berdiskusi terutama masalah kitab suci agar anda tidak ditertawakan oleh orang lain, mungkin apa yang ada dibenak anda sekarang anda kira benar tapi jika menurut orang2 yang mengerti ilmu bahasa semua yang anda permasalahkan tampak seperti lelucon, maaf bukan maksud saya merendahkan anda tetapi saya sebagai seorang akademisi yang telah 17 tahun bergelut dibidang bahasa dan sastra menilai apa yang anda beberkan seperti orang yang tidak mengenal ilmu bahasa. sekali lagi maafkan saya.

saudara salma, sudah panjang lebar saya utarakan kepada anda tetapi anda belum juga mengerti maksud saya.
sekarang anda harus tahu apa fungsi, tugas dan peran seorang menerjemah.
Dengan beragam budaya dan Bahasa di seluruh dunia, penerjemah profesional berfungsi sebagai instrumen untuk manusia itu sendiri.
Peran utama penerjemah adalah untuk mengirim pesan di bentuk tanpa distorsi atau penekanan
Tugas utama dari penerjemah sederhana menyediakan sarana komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efisien tidak hanya untuk menerjemahkan teks asli dengan kata-per-kata dasar. Ini akan memberikan konteks asli pesan ke bahasa sasaran agar orang bisa mengerti dengan mudah.
dan pesan saya agar anda membaca Peraturan Menteri Pendidikan nasional nomor 36 tahun 2010 akan masalah ketentuan penerjemahan bahasa asing.

sekian dari saya dan besar harapan saya agar anda menambah lagi pundi2 wawasan ilmu anda khususnya dalam ilmu bahasa agar anda bisa membedakan kitab suci  yang berbahasa asli dan yang berbahasa terjemahan dan tidak lupa juga jawab pertanyaan saya yang lalu ya??? yang nomor 2 dan 3 belum lho??? hehehehe...
saya tunggu jawaban anda!!!! trimakasih.

Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Kepada: Yudianto Gimin <yudiantogimin@yahoo.com>
Dikirim: Kamis, 13 Juni 2013 17:07
Judul: Bagaimana bunyinya?

[A5]

Salam Yudianto,

Terimakasih untuk email Yudianto. Senang bisa berdiskusi terus dengan Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapi.

Menarik sekali tanggapan Yudianto. Kami sungguh menghargai hal itu.

Dan kalau boleh berpendapat, kami sudah membaca keseluruhan Al-Quran karena kami memiliki Al-Quran dan juga hadits. Jadi, kami tidak mengutip informasi dari dunia maya, melainkan karena kami mempunyai bukunya.

Nah, berkaitan dengan pertanyaan Yudianto. Ada tiga pertanyaan diberikan Yudianto, tetapi ijinkanlah kami saat ini menjawab satu saja agar diskusi ini lebih fokus.

Menarik sekali pertanyaan no. 1. Tentu saja tidak ada perbedaan di sana. Karena Yudianto memilih ayat-ayat yang tidak ada perbedaannya. Nah, ijinkanlah kami mengutip ayat yang sudah ditambahi penafsir artinya.

"(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)" (Qs. 3:45).

Ijinkanlah kami bertanya kepada Yudianto. Apakah kalimat 'dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan' ada dalam bahasa aslinya? Dan bagaimana bunyinya? Bagaimana Yudianto?

Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s atau http://tinyurl.com/9v6rdt2

Wassalam

Salma
Staff, Isa dan Islam



From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Sunday, May 26, 2013 0:42
To: Salma
Subject: Bls: Al-Quran ditambah si penafsir
trimakasih saudara salma....langsung saja ya....
1. apapun alasan anda yang mengatakan injil tanpa tanda kurung ternyata terbukti nyata jika injil itu ayatnya ada yang bertanda kurung dan sekarang masih kontrovesi walaupun anda mengatakan itu bisa diterima otentitasnya. jadi bohong besar jika anda mengatakan kalau injil tanpa adanya tanda kurung!!!
2. anda mengatakan jika anda dapat membedakan terjemahan dan bahasa asli Al-Quran itu hanyalah isapan jempol belaka karena anda tidak bisa membuktikan jika terjemahan Al-Quran yang tanpa tanda kurung dan Al-Quran yang bertanda kurung mempunyai artikulasi makna yang berbeda.
3. saya yakin jika anda tidak pernah membuka AL-Quran, karena anda mempelajari Al-QUran hanya dari dunia maya saja, ini terbukti jika anda tetap menyatakan kalau terjemahan Quran itu sama dengan Quran asli. Quran asli itu berbahasa arab dan TANPA TERJEMAHAN!
4. sepertinya pengetahuan anda akan kata2 tafsir itu sangat minim sekali...atau anda yang kura2 dalam perahu ya??? hehehehe....kalau tidak salah menurut kamus besar bahasa indonesia deskripsinya kata tafsir itu seperti ini :1. keterangan atau penjelasan tentang ayat-ayat Alquran atau kitab suci lain agar maksudnya lebih mudah dipahami, 2.menangkap maksud perkataan (kalimat dsb) tidak menurut apa adanya saja, melainkan diterapkan juga apa yg tersirat
5. jika anda sudah faham arti dan fungsi dari kata TAFSIR maka anda harus memahami juga yang dinamakan ilmu TAFSIR. karena setiap kitab suci itu pasti ditafsirkan, dan penafsiran kitab suci ini bukanlah bagian dari kitab suci itu sendiri, seperti kitab suci anda sendiri yang juga ditafsirkan isinya. sampai disini apakah anda sudah faham?????
6. dari anda: Dan kami menemukan dalam terjemahan ada kata-kata yang disisipi si penafsir, bukan?   anda benar seratus untuk anda.
itulah fungsi dari sipenafsir atau sipenerjemah, mereka harus menjelaskan berdasarkan ilmu yang ada. dan apakah sisipan itu mempengaruhi arti sebenarnya dari bahasa aslinya??? tidak bukan???? jika mempengaruhi tolong berikan untuk saya.
7. sampai sekarang anda belum faham antara terjemahan, tafsir dan bahasa asli untuk itu akan saya jelaskan disini. tolong simak baik2 agar anda betul2 faham:

contoh:
Q.S. Al Haqqah: 44-47 

bahasa asli:

وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيلِ (44) لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ (45) ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ (46) فَمَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِينَ47)

Artinya tanpa kata dalam tanda kurung:
44.Seandainya dia mengada-adakan sebagian perkataan atas  Kami.
45.Niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya.
46. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.
47.Maka sekali-kali tidak ada seorang pun dan kamu yang dapat menghalangi  dari pemotongan urat nadi itu.

artinya yang disisipi kata dalam tanda kurung:
44.Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami.
45.Niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya.
46.Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.
47.Maka sekali-kali tidak ada seorang pun dan kamu yang dapat menghalangi (Kami) dari pemotongan urat nadi itu. 

tafsir:
ayat 44-45:
Kedua ayat ini menegaskan bahwa Alquran itu benar-benar berasal dari Allah SWT, bukan buatan Muhammad, bukan syair-syair yang disusun dan bukan pula khayalan-khayalan yang berasal dari perkataan tukang tenung, karena tidak seorang makhluk pun yang sanggup membuat seperti ayat-ayat Alquran itu. Seandainya Muhammad mengatakan sesuatu tentang Kami dan mengucapkan perkataan yang dikatakannya berasal dari Kami, padahal Kami tidak pernah menyatakan atau mengatakannya, pasti Kami pegang tangan kanannya, untuk menerima hukuman dari Kami. Bagi Kami tidaklah berat dan sukar menghukumnya dengan hukuman yang sangat berat sekalipun, karena Kami Maha Kuasa atas segala sesuatu.
"Memegang tangan kanan" (Al-Akh bil Yamin) adalah ungkapan untuk suatu tindakan yang dilakukan terhadap orang yang berada di bawah kekuasaan seseorang, dengan maksud memberi hukuman kepada orang itu, seperti seorang raja yang melakukan suatu hukuman kepada seorang pemberontak.
Dalam ayat ini dipakai ungkapan tersebut untuk menyatakan bahwa bagi Allah tidak ada suatu keberatanpun untuk melakukan suatu tindakan terhadap Muhammad, kalau Muhammad mengadakan sesuatu yang tidak benar terhadap Nya, sebagai hukuman baginya, bagaimanapun beratnya hukuman itu.
Ayat ini juga mengisyaratkan bahwa seandainya Alquran itu buatan Muhammad, pasti akan ditolak oleh manusia dan Muhammad akan gagal dalam melaksanakan dakwahnya. Kenyataan yang terjadi adalah sebaliknya. Muhammad diterima oleh orang-orang beriman karena mereka percaya akan kebenaran Alquran itu. Dan ternyata pula bahwa agama Islam semakin hari semakin berkembang. 
ayat 46-47:
Pada kedua ayat ini, ditegaskan lagi kekuasaan Allah terhadap makhluk-Nya. Seandainya Allah ingin melakukan sesuatu kepada hamba hamba-Nya, tidak seorangpun yang dapat menghalanginya, sekalipun tindakan itu adalah tindakan yang menentukan hidup-matinya seseorang, seperti tindakan memutuskan urat nadi jantungnya, yang berakibat kematiannya. Demikian pula kepada Muhammad. Seandainya dia berdusta terhadap Allah, tentu Allah akan marah kepadanya dan menghukumnya dengan hukuman mati, yaitu dengan memutus pembuluh darahnya, Tidak ada seorangpun yang dapat menghalangi Nya melaksanakan hukuman itu.

KETERANGAN:
1.kata Muhammad dalam ayat tersebut, hanya menjelaskan jika yang dimaksud  dari kata "dia" adalah Muhammad, dan jika ditanya siapakah yang dimaksud dia dalam ayat tersebut maka jawabannya adalah Muhammad.
2. kata "nama" yang bertanda kurung dalam ayat 44 juga sebagai penegasan dan penjelasan  saja lho... sekarang anda bandingkan dengan dengan arti yang tanpa tanda kurung dalam ayat tersebut, "Seandainya dia mengada-adakan sebagian perkataan atas  Kami." gak ada beda artinya bukan????  penambahan (nama) dalam ayat tersebut hanya menjelaskan jika yang diada-adakan adalah nama Tuhan, itu saja...apakah anda sudah jelas?????
3. kata "kami" dalam ayat 47 juga demikian, yakni siapakah yang dimaksud yang dapat memotong urat nadi dalam ayat tersebut? tentu hanya ALLAH bukan yang dalam ayat tersebut diimplementasikan dengan kata KAMI? jadi untuk MEMPERMUDAH dan MEMAHAMI arti terjemahan suatu ayat maka seorang menerjemah dapat memberi sisipan kata yang tentunya berdasarkan ilmu tafsir Al-QURAN. sekali lagi berdasarkan ILMU lho...dan tidak asal jeplak saja dan tidak merubah artikulasi yang sebenarnya.
4. apakah sekarang anda faham yang namanya bahasa asli, terjemahan dan tafsir?
PERTANYAAN UNTUK ANDA:
1.dari keterangan yang saya berikan diatas, apakah terjemahan yang ada tanda kurung dan tidak ada tanda kurung dalam ayat diatas mempunyai arti yang berbeda? jika ada dimana perbedaannya?
2. apakah Quran yang berbahasa arab ada tanda kurungnya? kira2 yang menjadi kitab suci umat islam itu apakah QURAN yang berbahasa arab atau terjemahan Quran itu sendiri?
3. coba sebutkan ilmu apa saja yang menjadi dasar dalam penafsiran AL-QURAN!!!

jika anda berani menjawab ke-3 pertanyaan saya diatas dengan satu persatu secara detail maka saya akan angkat 4 jempol untuk anda, sekali lagi satu lho.....
sekian dan terimakasih.

Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Kepada: Yudianto Gimin <yudiantogimin@yahoo.com>
Dikirim: Kamis, 23 Mei 2013 15:13
Judul: Al-Quran ditambah si penafsir

[A5]

Salam Yudianto,

Terimakasih untuk email Yudianto. Kami senang menerimanya dan tertarik mendiskusikan hal ini.

Menarik sekali tanggapan Yudianto. Dan kalau boleh berpendapat, kami dapat membedakan terjemahan dan isi Al-Quran itu sendiri. Dan kami menemukan dalam terjemahan ada kata-kata yang disisipi si penafsir, bukan?

Menurut kami, ini artinya Al-Quran dapat disisipi tafsiran para penafsir, bukan? Karena kata dalam kurung tidak terdapat dalam bahasa aslinya, bukan? Bagaimana menurut Yudianto?

Oh ya, mengenai tanda kurung dalam Injil. Injil memiliki naskah salinan kurang lebih 24.000. Dan yang disampaikan Yudianto perihal naskah Wescott/Hort dan Textus Receptus merupakan naskah-naskah yang sangat diterima otentisitasnya. Jadi hal ini saling melengkapi dan tidak ada penambahan di dalamnya.

Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s atau http://tinyurl.com/9v6rdt2

Wassalam

Salma
Staff, Isa dan Islam



From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Friday, May 17, 2013 1:14
To: Salma
Subject: Bls: Perkataan penafsir
saudara salma...mengapa pemahaman anda kerdil sekali dalam hal ini??? maaf jika tersinggung.
1. anda harus bisa membedakan terjemahan Quran dan Quran aslinya.
2. tugas penafsir adalah menafsirkan isi Quran berdasarkan ilmu tafsir yang ada, t
idak asal menafsir seperti kaum anda yang buta akan ilmu tafsir, bahkan untuk membaca arab saja tidak bisa.
3. sudah pernah saya tanyakan kepada anda diemail terdahulu,
apakah jika kata dalam tanda kurung itu dihapus akan mempengaruhi alias menambahi dan mengurangi arti sebenarnya dari ayat Quran yang ada?
4. saya heran dengan anda ini, dan dalam hal ini justru saya meragukan kekristenan anda, mengapa??? karena anda pernah berkata kepada saya jika 
Injil tidak pernah ada tanda kurung tapi saya diam saja, dan sekarang anda malah berpola pikir yang sangat kerdil sekali. saudara salma...jika anda masih belum faham akan tanda kurung dalam terjemahan Quran, maka sebaiknya anda pelajari kitab suci anda dulu sebelum anda mengoreksi kitab suci orang lain. dan kesimpulannya adalah jika anda yang mengaku kristen ternyata anda faham  tidak mengerti akan kitab anda sendiri. ironis sekali jika tidak faham akan kitab sucinya sendiri ternyata mengoreksi kitab suci orang lain, apakah ini yang dinamakan pola fikir yang cerdas?

sekarang tolong beri penjelasan kepada saya tentang contoh ayat2 injil anda berikut ini yang anda klaim jika injil tidak ada kata/kalimat dalam tanda kurung, kira2 apa maksud dari kalimat yang ada tanda kurung dibawah ini:
(Karena Anak Manusia datang untuk menyelamatkan yang hilang.
Menurut Bruce Metzger, ayat ini "jelas diambil oleh para penyalin dari Lukas 19:10."
(Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.
(Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!
(di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.
Kedua ayat ini identik dengan Markus 9:48.
(Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.
(Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: "Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka.") 
(Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.)
(Sebab ia wajib melepaskan seorang bagi mereka pada hari raya itu.)

apakah anda ingin contoh yang lain? kalau masih kurang lain waktu saya tambahin ya....hahahahaha....
apakah tanda kurung ini karena  sebenarnya adalah naskah-naskah yang "absen" pada naskah WH (Westcott/Hort) Namun sebenarnya ada di dalam naskah TR (Textus Receptus)? bukankah TR penulisannya berdasar pada codex abad ke-7 M dan WH pada abad ke-4M? jika demikian bagaimana mungkin yang lebih muda tahunnya menjadi rujukan bagi yang lebih tua? bagaimana mungkin jika yang lebih tua tidak ada tetapi ada di yang lebih muda jika itu tidak ditambah atau disisipkan? oh ya...mungkin anda mempunyai pendapat lain yang lebih masuk akal...hehehehe....


saudara salma yang ahli Al-Quran tapi tak faham akan injilnya sendiri (maaf jika anda tersinggung) saya tunggu penjelasan anda demi kelancaran diskusi ini. saran saya, sebaiknya pelajari injil anda dengan sempurna terlebih dahulu sebelum anda merasa sok ahli kitab suci orang lain seperti hali teologi ternama, tapi jangan lupa jawab juga pertanyaan saya yang nomer 3 ya...... trimakasih.



Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Kepada: Yudianto Gimin <yudiantogimin@yahoo.com>
Dikirim: Rabu, 15 Mei 2013 21:39
Judul: Perkataan penafsir

[A5]

Salam Yudianto,

Terimakasih untuk email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapinya.

Yudianto menyatakan bahwa fungsi kata dalam kurung hanya untuk mempermudah pemahaman bagi orang awam. Menarik sekali. Ijinkanlah kami bertanya.

Apakah dengan demikian Al-Quran mudah ditambah-tambah oleh si penafsir karena memasukkan kata dalam kurung? Tentu sebuah kitab suci tidak boleh demikian, bukan? Bagaimana menurut Yudianto?

Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s atau http://tinyurl.com/9v6rdt2

Wassalam

Salma
Staff, Isa dan Islam



From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Sunday, May 12, 2013 12:32
To: Salma
Subject: Bls: Membaca kembali
trimakasih saudara salma...saya hanya ingin berdiskusi yang sehat bukan berputar2 dan berbelit2 untuk mencari kebenaran yang sepihak dan kebenaran yang tidak objektif.

saudara salma....dari email anda yang terakhir sekarang saya akan menyimpulkan dari diskusi ini, dan sebelumnya saya berterimakasih banyak akan jawaban anda tentang pertanyaan saya yang no 2.

kesimpulan:
1. Kata KAMI dalam Al-Quran adalah tetap berarti Tunggal karena dalam bahasa Arab dikenal dengan yang namanya “al-Mutakallim al-Mu’adzdzim li Nafsih-i”, kata ganti pertama yang mengagungkan dirinya sendiri.
dan kata KAMI dalam Al-Quran mempunyai artikulasi yang sama seperti kata KITA dalam Bibel anda, karena menurut sejarah bahasa, bahasa Arab adalah kerabat dekat dari bahasa Ibrani sehingga tatanan bahasa baku dan sehari2 dari ke-2 bahasa tersebut sangatlah mirip.

dan yang perlu anda ketahui adalah:
Bahasa Ibrani mirip sekali dengan bahasa Aram dan juga masih mirip dengan bahasa Arab. Bahkan kosakata Ibrani modern, banyak pula meminjam dari bahasa Arab.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Ibrani)

2. Al-QURAN hanya memakai bahasa ARAB...sekali lagi hanya memakai bahasa ARAB. yang sedang anda pelajari  dan permasalahkan sekarang adalah kata dalam tanda kurung yang nota bene itu adalah keterangan dari bahasa terjemahan dan itu tidak dapat anda jadikan ukuran karena fungsi dari kata dalam kurung tersebut hanya untuk mempermudah pemahaman bagi orang2 yang awam akan tafsir Quran, dan kata  dalam tanda kurung itu hanya ada pada terjemahan Al-QURAN saja, sekali lagi hanya ada pada terjemahan Al-Quran saja dan dalam QURAN yang sebenarnya tidak dicantumkan tanda kurung bukan? bahkan banyak juga  terjemahan2 Al-Quran yang tidak menggunakan kata dalam tanda kurung lho.....atau juga mereka banyak yang berbeda dalam memberikan tanda kurung walau dalam ayat yang sama tapi artinya tetap sama dan tidak berubah sama sekali. sebagai contoh silahkan anda bandingkan dengan terjemahan Al-Quran  yang sedang anda pelajari dengan terjemahan dan tafsir MAHMUD YUNUS.
Dan yang perlu anda ketahui adalah jika  kata dalam tanda kurung itu memang diberikan oleh para penafsir sendiri dan jika kata tersebut dihilangkan maka tidak akan pernah mengubah bahasa ASLI dan arti sebenarnya pada Al-QURAN.

3. Al-QURAN penuh dengan kebenaran yang nyata dan tidak bertentangan dengan Ilmu teknologi. dan salah besar jika anda mengatakan jika AL-QURAN lah yang harus membuktikan kebenaran tanpa mengutip dari penelitian orang lain. Al-Quran adalah kitab suci yang telah lama hadir jauh sebelum para ilmuwan modern lahir.
dan untuk menakar atau membuktikan jika Al-Quran itu adalah wahyu ALLAH maka manusialah yang wajib membuktikannya, tidak terkecuali mereka muslim atau bukan karena QURAN adalah petunjuk bagi semua umat manusia. Dan jika Al-QUran tidak selaras dengan ilmu pengetahuan maka berarti Al-Quran salah dan jika Al-Quran memberikan bukti kebenaran akan ilmu Teknologi berarti Al-QURAN itu memang wahyu ALLAH.

Dia menciptakan langit tanpa tiang yang dapat kau lihat; Dia memancangkan di atas bumi gunung-gunung supaya tidak menggoyangkan kamu; dan Dia menebarkan di dalamnya binatang-binatang dari segala jenis. (Qur’an Surah Luqman 31:10)
Dan Kami jadikan di atas bumi gunung-gunung, supaya bumi tidak bergoyang bersama mereka, dan Kami jadikan (pula) dibumi itu jalan-jalan yang luas , supaya mereka mendapat petunjuk. (Qur’an Surah al-Anbiyaa' 21:31)
"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?" (Al Qur'an, 78:6-7)

ternyata memang benar kata Al-Quran...gunung memang berfungsi sebagai pasak/tiang pancang bagi bumi agar bisa meredam dari goncangan atau pergerakan lempengan2 lapisan bumi.
subhanallah......adakah kitab suci lain yang bisa berbicara demikian?????
bagaimana saudara salma???


semoga dialog ini bisa bermanfaat bagi kita semua. trimakasih.

--- Pada Sab, 11/5/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:


Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: Membaca kembali
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Sabtu, 11 Mei, 2013, 8:20 PM
[A5]

Salam Yudianto,

Terimakasih untuk email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapinya.

Menarik sekali tanggapan Yudianto. Dan kalau boleh berpendapat, kami telah menjawab pertanyaan-pertanyaan Yudianto. Silakan dibaca kembali email kami yang lalu-lalu.

Dan mengenai pertanyaan Yudianto yang no. 2. Yudianto sendiri telah menjelaskannya sehingga kami tidak perlu menjawabnya, bukan? Bagaimana menurut Yudianto?

Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s atau http://tinyurl.com/9v6rdt2

Wassalam

Salma
Staff, Isa dan Islam



From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Saturday, May 11, 2013 0:42
To: Salma
Subject: Bls: Silakan membaca kembali
saudara salma...trimakasih atas email anda...dan saya juga tidak keberatan anda mengatakan saya yang tidak konsisten karena itu adalah hak anda dalam menilai saya.

anda menyuruh saya membaca kembali...membaca yang manalagi saudara salma???
saya kira dalam email anda belum menjawab pertanyaan saya yang ini.

dan sudikah anda menjawab pertanyaan saya ini????
1.lalu apakah terjadi penafsiran arti yang berbeda antara terjemahan yang ada kata dalam kurung dan yang tidak ada??? jika ada perbedaan maka sampaikan kepada saya. OK!!!!

2. apakah anda tahu yang namanya “al-Mutakallim al-Mu’adzdzim li Nafsih-i”????

itu saja yang saya harapkan dari anda bukannya berkilah dan berpendapat lain.
saya tunggu jawaban anda.
--- Pada Sel, 7/5/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:


Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: Silakan membaca kembali
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Selasa, 7 Mei, 2013, 7:56 AM
 
[A5]

Salam Yudianto,

Terimakasih untuk email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapinya yah...

Menarik sekali tanggapan Yudianto. Dan kalau boleh berpendapat, kami menghargai kejujuran Yudianto. Dan kami senang akan hal itu.

Tetapi kami menemukan ketidakkonsistenan Yudianto. Silakan baca email kami yang lalu dan email-email Yudianto yang lalu yang menjelaskan ketidakkonsistenan tersebut.

Nah, perihal bahasa. Tentu setiap bahasa walaupun serumpun, pasti ada perbedaan juga, bukan? Nah, kami menyarankan agar Yudianto belajar bahasa Ibarani untuk memahami arti akhiran 'im' dalam bahasa Ibrani.  

Mengenai pertanyaan Yudianto. Injil tidak pernah ada tanda kurung dan penafsiran tidak pernah dimasukkan dalam Injil. Para teolog menyusun tulisan untuk membuat tafsiran berkaitan dengan ayat-ayat tertentu dalam sebuah buku.

Tentu kita tidak boleh memasukkan tafsiran ke dalam kitab suci, bukan? Bagaimana menurut Yudianto?

Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s atau http://tinyurl.com/9v6rdt2

Wassalam

Salma
Staff, Isa dan Islam



From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Friday, May 03, 2013 9:01
To: Salma
Subject: RE: Tidak konsisten
trimakasih saudara salma...jika anda mengatakan saya tidakkonsisten...walau dari sudut pandang mana anda menilainya.

silahkan baca baik2 penjelasan saya ini:
padahal jelas dan jujur saya mengatakan jika kata dalam tanda kurung tidaka da pada bahasa aslinya, jujur saya katakan itu dan kata dalam tanda kurung hanyalah penjelasan yang tidak merubah dari bahasa asli dan makna sesungguhnya karena berdasarkan ilmu yang ada. serta ini adalah kenyataannya, jika Al-Quran tetap pada pakem yang ada yakni semua memakai bahasa arab dan hanya terjemahannya saja yang memakai bahasa lain.

oh ya...saudara salma...saya pernah berdiskusi dengan teman anda yang mengaku staf IDI yang bernama SLAMET, dan inilah sebagian kalimatnya yang dituliskan kepada saya tentang ayat2 injil:

"Namun kemahatahuan Isa Al-Masih ini dikerdilkan dengan pengakuan Al-Masih sendiri. Dia berkata bahwa tidak ada seorangpun yang tahu tentang hari kiamat, tidak malaikat, tidak juga Dia (selama berada di dunia dalam kodrat manusia), melainkan Bapa sendiri (Injil, Rasul Markus 13:32).
“Dan apabila Aku telah pergi ke situ (sorga) dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.” (Injil , Rasul Besar Yohanes 14:13)

dari dua ayat injil yang disampaikan kepada saya diatas ada yang ditandai kurung lho, dan itu tidak ada pada injil yang ada, dan saya tidak mempersalahkan kalimat tersebut karena saya tahu jika tanda kurung tersebut hanyalah penjelasan belaka.
bagaimana menurut saudara salma akan hal tersebut???  tolong dijawab juga ya!!!!

tentang penjelasan anda masalah elohim tetap saya pertanyakan sumber ilmu yang anda gunakan karena apakah dalam bahasa ibrani dapat menggunakan subjek jamak dengan kata kerja tunggal????
saudara salma...inilah maksud saya sesungguhnya jika dalam tata bahasa setiap negara itu berbeda2 dan yang perlu anda ketahui adalah bahasa ibrani itu masih kerabat dekat dengan bahasa arab, sehingga tata bahasa dan penggunaanya hampir sama, dan dalam bahasa arab ini disebut “al-Mutakallim al-Mu’adzdzim li Nafsih-i” yang berarti mengagungkan dirinya sendiri, dan kata2 KAMI seperti dalam ayat Quran yang berarti betuk tunggal sudah tidak awam lagi digunakan dalam kehidupan sehari2 bangsa arab bahkan itu berlaku sampai sekarang. jadi tidak ada alasan anda mempertanyakan hal ini, karena kontek artikulasinya penggunaan kata KAMI dalam Al-Quran sama seperti penggunaan kata KITA dalam Alkitab anda, yakni bentuk kata yang mengagungkan dirinya sendiri.

jika anda masih mempertanyakan lagi maka tolong jawab pertanyaan saya yang belum anda jawab:
1.lalu apakah terjadi penafsiran arti yang berbeda antara terjemahan yang ada kata dalam kurung dan yang tidak ada??? jika ada perbedaan maka sampaikan kepada saya. OK!!!!

2. apakah anda tahu yang namanya “al-Mutakallim al-Mu’adzdzim li Nafsih-i”????


demikian saudara salma dari saya, dan senang sekali rasanya jika anda tidak egois dan mau menjawab pertanyaan saya satu persatu. trimakasih
--- Pada Kam, 2/5/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:


Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: RE: Tidak konsisten
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Kamis, 2 Mei, 2013, 9:31 AM
 
[A5]

Salam Yudianto,

Terimakasih untuk email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapinya yah...!!!

Yudianto menyatakan bahwa karena semua yang bersifat terjemahan dan tafsiran itu perlu adanya penjelasan asal tidak merubah bahasa asli dan penjelasan itu betul-betul berdasarkan ilmu yang tepat. Menarik sekali pernyataan Yudianto.

Dan kalau boleh berpendapat yah, tampaknya Yudianto tidak konsisten nih. Dalam email ini dikatakan 'asal tidak mengubah bahasa aslinya'. Dan dalam email sebelumnya dikatakan 'tidak ada dalam bahasa aslinya'. Kalau boleh tahu, manakah yang benar?

Tanda kurung tersebut ada atau tidak ada dalam bahasa aslinya? Bagaimana Yudianto?

Nah, mengenai pertanyaan Yudianto. Kami senang telah menjawab satu pertanyaan Yudianto. Untuk pertanyaan selanjutnya, inilah jawaban kami.

Akhiran 'im' dalam bahasa Ibrani berarti jamak dan bukan tunggal. Tetapi menggunakan kata kerja tunggal. Demikian jawaban kami. Pertanyaan lainnya akan kami jawab dalam email berikutnya.

Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s atau http://tinyurl.com/9v6rdt2

Wassalam

Salma
Staff, Isa dan Islam



From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Wednesday, May 01, 2013 2:19
To: Salma
Subject: RE: Al-Quran ditambahkan penjelasan manusia
tanggapan yang menarik saudara salma.....
ternyata anda tidak bisa membedakan antara AL-QURAN dengan TERJEMAHAN...sungguh kapasitas yang sangat meragukan. maaf jika saya berkata demikian....karena semua yang bersifat terjemahan dan tafsiran itu perlu adanya penjelasan asal tidak merubah bahasa asli dan penjelasan itu betul2 berdasarkan ilmu yang tepat.

saudara salma sangat tidak puas dengan penjelasan anda karena anda hanya menjawab 1 pertanyaan saya dan itu hanya searuhnya saja, serta tidak menjawab 2 pertanyaan yang lainnya dari saya, apakah ini yang namanya diskusi sehat????
sekali lagi saya ulangi pertanyaan saya yang belum anda jawab:
1.lalu apakah terjadi penafsiran arti yang berbeda antara terjemahan yang ada kata dalam kurung dan yang tidak ada??? jika ada perbedaan maka sampaikan kepada saya. OK!!!!
2. tentang elohim saya sudah membaca jwaban anda yang termat lucu tersebut.....kata kita diambil dari kata elohim....iya...saya setuju, lalu apakah alasan anda berdasar dengan mengatakan " menggunakan bentuk jamak tetapi dengan kata kerja tunggal"
yang bentuk jamak itu apanya??? subjeknya ya...lalu subjeknya apa??? tentu elohim...dan diteruskan dengan KITA....., sedangkan elohim adalah bentuk Tunggal dan tiba2 berubah menjadi bentuk jamak (kita)...lalu tolong anda jawab apa dasarnya kalimat yang berobjek jamak bisa memakai kata kerja tunggal....tolong sampaikan ilmu bahasa mana yang anda pakai....!!!!
3. apakah anda tahu yang namanya “al-Mutakallim al-Mu’adzdzim li Nafsih-i”????

JIKA ANDA TIDAK BERANI MENJAWAB berarti saya meragukan kejujuran anda. dan mungkin lebih baik kita akhiri saja diskusi ini sampai disini.
trimakasih...dan saya tunggu jawaban anda secara lengkap!!!!!
--- Pada Sen, 29/4/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:


Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: RE: Al-Quran ditambahkan penjelasan manusia
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Senin, 29 April, 2013, 7:04 PM
[A5]

Salam Yudianto,

Terimakasih untuk email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapinya yah...!!!

Yudianto menyatakan bahwa tanda kurung itu hanya berupa penjelasan saja dan itu memang tidak ada dalam bahasa aslinya. Menarik sekali. Dan kalau boleh berpendapat, ternyata Al-Quran dapat dimasukkan penjelasan manusia yang terbatas.

Tentu kitab suci tidak boleh ditambah-tambah manusia, bukan? Bagaimana menurut Yudianto?

Perihal pertanyaan Yudianto. Agar lebih fokus, maka kami akan menjawab satu dari beberapa pertanyaan Yudianto. Injil ditulis dalam bahasa asli Yunani. Dan tidak ada penambahan tanda kurung untuk menjelaskan suatu ayat tertentu.

Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s atau http://tinyurl.com/9v6rdt2

Wassalam

Salma
Staff, Isa dan Islam



From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Sunday, April 28, 2013 12:19
To: Salma
Subject: RE: Belum terjawab bahasa aslinya apa?
saudara salma...saya heran dengan pola pikir anda...apakah itu ketidak tahuan anda...atau memang keterbatasan wawasan anda tentang ilmu AL-Quran ya???.....
tanda kurung itu hanya berupa penjelasan saja dan itu memang tidak ada dalam bahasa aslinya, tapi kan sudah saya lampirkan pula terjemahan yang tidak ada tanda kurungnya untuk anda,

saudara salma yang budiman...sudah saya katakan kepada anda berkali2...jika menafsirkan Al-Quran haruslah bisa ilmu nahwu dan saraf....dan inilah akibatnya jika anda tidak faham dalam ilmu nahwu saraf...jadinya seperti anak Tk yang berusaha mengerjakan soal anak SMA.....

sekarang pertanyaan saya untuk anda:

1.sekali lagi ya...tanda kurung itu hanya penjelasan saja dari terjemahan supaya mudah ditafsirkan, dan kata yang ada ditanda kurung tersebut tidak asal njeplak saja lho....itu adalah keterangan yang berdasar akan kalimat yang ada, baik pada ayat tersebut dan pada ayat sesudah dan sebelumnya.
dan yg perlu anda ketahui adalah:
AL-QURAN TETAP MEMAKAI BAHASA ARAB, jadi yang anda persoalkan hanyalah terjemahan saja, sedangkan terjemahan yang memakai tanda kurung tersebut juga mempunyai dasar kuat, INGAT...AL-QURAN tetap memakai bahasa ARAB, jadi janganlah anda belajar memakai terjemahan seperti kitab anda yang justru sudah amburadul oleh tangan manusia.....jika saya balik bertanya, APAKAH BAHASA ASLI INJIL SAUDARA????? lalu apakah terjadi penafsiran arti yang berbeda antara terjemahan yang ada kata dalam kurung dan yang tidak ada??? jika ada perbedaan maka sampaikan kepada saya. OK!!!!

2. tentang elohim saya sudah membaca jwaban anda yang termat lucu tersebut.....kata kita diambil dari kata elohim....iya...saya setuju, lalu apakah alasan anda berdasar dengan mengatakan " menggunakan bentuk jamak tetapi dengan kata kerja tunggal"
yang bentuk jamak itu apanya??? subjeknya ya...lalu subjeknya apa??? tentu elohim...dan diteruskan dengan KITA....., sedangkan elohim adalah bentuk Tunggal dan tiba2 berubah menjadi bentuk jamak (kita)...lalu tolong anda jawab apa dasarnya kalimat yang berobjek jamak bisa memakai kata kerja tunggal....tolong sampaikan ilmu bahasa mana yang anda pakai....!!!!
3. apakah anda tahu yang namanya “al-Mutakallim al-Mu’adzdzim li Nafsih-i”????


TOLONG ANDA JAWAB KE-3 PERTANYAAN SAYA TERSEBUT, jangan menjawab asal njeplak dan tidak berdasar.....saya tunggu jawaban anda....trimakasih!
--- Pada Sab, 27/4/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:


Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: RE: Belum terjawab bahasa aslinya apa?
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Sabtu, 27 April, 2013, 9:10 AM
[A5]

Salam Yudianto,

Terimakasih untuk email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapinya yah...!!!

Menarik sekali tanggapan Yudianto. Dan kalau boleh berpendapat, kata 'Kita' diambil dari bahasa aslinya 'Elohim'. Dan kami telah menjelaskan bentuk kata tersebut. Silakan dibaca kembali.

Nah, perihal kata dalam tanda kurung. Apakah dalam bahasa aslinya muncul kata dalam tanda kurung tersebut? Tentu janggal bahwa ayat dalam Al-Quran dapat disusupi tafsiran manusia, bukan? Apakah ini berarti Al-Quran campuran dari kata-kata manusia juga?

Bagaimana menurut Yudianto?

Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s atau http://tinyurl.com/9v6rdt2

Wassalam

Salma
Staff, Isa dan Islam



From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Saturday, April 27, 2013 9:02
To: Salma
Subject: RE: Bahasa aslinya apa?
saudara salma.....sekali lagi saya tekankan kepada anda...amda hanya menjawab:
"Mengenai pertanyaan Yudianto. Kata 'Elohim' dalam Taurat, Kejadian 1:26 menggunakan bentuk jamak tetapi dengan kata kerja tunggal. Hal ini menyiratkan keesaan Allah dalam kesatuan."

saudara salma...yang saya maksudkan bukanlah jawaban tersebut. yang saya maksudkan bukan kata ELOHIM, tetapi kata KITA.

oh ya...jika anda bertanya tentang tanda kurung dalam terjemahan ayat Quran maka sebaiknya anda harus belajar dulu  tentang ilmu sastra Quran, bukankah anda belum belajar nahwu dan saraf????....hahahaha....
tanda kurung tersebut hanya untuk memudahkan dalam menafsirkan saja, jika anda ingin bahasa aslinya tetap mengacu kepada bahasa arab. dan jika anda ingin mengartikannya tanpa tanda kurung itu juga tidak apa2, karena arti ayat Quran sama sekali tidak terpengaruh oleh tanda kurung dalam sebuah terjemahan bahasa apapun.
dan jika anda menginginkan terjemahan ayat tersebut tanpa tanda kurung itu juga bisa, gak dilarang kok...hehehehe....

"Seandainya dia mengada-adakan sebagian perkataan atas  Kami. Niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. Maka sekali-kali tidak ada seorang pun dan kamu yang dapat menghalangi  dari pemotongan urat nadi itu." (Q.S. Al Haqqah: 44-47)
“Katakanlah: ‘Barang siapa yang menjadi musuh JIBRIL, maka JIBRIL itu telah menurunkannya  ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa  yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman’.” (QS. 2:97)

bagaimana saudara salma....terjemahan diatas tanpa tanda kurung lho.......tapi jangan lupa untuk menafsirkannya butuh ilmu nahwu dan sorof lho ya...apakah anda sudah memahami nahwu dan sorof???????? hahahahaha..saya yakin 100% anda pasti tidak faham...buktinya anda masih menanyakan hal tersebut....wkwkkwkwkkwkwkwk

sekali lagi tolong jelaskan tentang kata kita dalam ayat tersebut, jika anda menjawab bentuk jamak dalam kata kerja tunggal itu menjadi pertanyaan besar untuk saya, mengapa? adakah dalam tata bahasa baku ada yang demikian?
karena jika saya mengacu kepada pelajaran dasar dalam pembentukan sebuah paragraf maka aturan yang berlaku adalah demikian:
1. Penyesuaian Jumlah: Sebuah subjek tunggal memerlukan kata kerja tunggal. Sebuah subjek jamak memerlukan kata kerja jamak.
2. Penyesuaian Orang: Sebuah subyek juga harus sesuai pada "orang" (1 orang perspektif, dll) dengan subjeknya.

 dan hal demikian dalam bahasa inggris disebut sebagai SUBJECT-VERB AGREEMENT , adalah persesuaian verb dengan subject dalam hal number, yaitu: singular (tunggal) atau plural (jamak). Subjek dapat berupa nounpronoun, atau konstruksi lain yang berakting sebagai noun, seperti gerund dan infinitive. Pada dasarnya, singular subject (subjek tunggal) menggunakan singular verb (kata kerja tunggal), sedangkan plural subject (subjek jamak) menggunakan plural verb (kata kerja jamak).

sekian dari saya..dan terimakasih banyak.
--- Pada Kam, 25/4/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:


Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: RE: Bahasa aslinya apa?
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Kamis, 25 April, 2013, 11:25 AM
[A5]

Salam Yudianto,

Terimakasih untuk email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapinya yah...!!!

Menarik sekali tanggapan Yudianto. Kami sudah menjawab pertanyaan Yudianto berkaitan dengan jamak atau tunggal. Silakan membaca kembali jawaban kami.

Oh ya, bagaimana dengan pertanyaan kami? Apakah dalam bahasa aslinya kata dalam tanda kurung tersebut tertulis dalam Qs. 2:97 yang merujuk pada kata 'perkataan' (Qs. 69:44-47)? Bagaimana Yudianto?

Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s atau http://tinyurl.com/9v6rdt2

Wassalam

Salma
Staff, Isa dan Islam



From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Tuesday, April 23, 2013 8:23
To: Salma
Subject: RE: 'Kami'
saudara salma....anda ingin debat kusir atau diskusi.....
jika ingin diskusi anda jangan egois ya....dan jika anda ingin debat kusir sebaiknya dengan yang lainnya saja...jangan dengan saya....

sekali lagi saya akan meneruskan diskusi ini jika anda menjawab pertanyaan saya dulu, ok???????
ini menurut injil anda:
1:26 LAI TB, Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
KJV, And God said, Let us make man in our image, after our likeness: and let them have dominion over the fish of the sea, and over the fowl of the air, and over the cattle, and over all the earth, and over every creeping thing that creepeth upon the earth.
JPST, And God said: 'Let us make man in our image, after our likeness; and let them have dominion over the fish of the sea, and over the fowl of the air, and over the cattle, and over all the earth, and over every creeping thing that creepeth upon the earth.'


PERTANYAANNYA:
*apakah maksud dari kta KITA (US dan OUR) dalam ayat tersebut????

sekali lagi tolong jawab pertanyaan saya tersebut, jika anda tidak menjawab maka saya akan menghentikan diskusi ini.

sekian dan terimakasih.


--- Pada Kam, 18/4/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:


Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: RE: 'Kami'
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Kamis, 18 April, 2013, 9:41 AM
 
[A5]

Salam Yudianto,

Terimakasih untuk email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapinya yah...!!!

Kami sudah membaca semua uraian Yudianto sebelumnya. Dan kalau boleh berpendapat, terasa janggal bila Allah harus menyebut diri-Nya dengan sebutan 'Kami' hanya untuk menghormati sebagaimana ilustrasi yang Yudianto berikan.

Tetapi ada yang menarik dari ayat yang Yudianto berikan dari Qs. 69:44-47 yang kemudian Yudianto tafsirkan bahwa maksud 'perkataan' di sini adalah Al-Quran merujuk pada Qs. 2:97. Kalau boleh berpendapat, kata dalam tanda kurung adalah tafsiran para penafsir.

Pertanyaannya adalah apakah dalam bahasa aslinya kata dalam tanda kurung tersebut tertulis dalam ayat tersebut? Bagaimana Yudianto?

Mengenai pertanyaan Yudianto. Kata 'Elohim' dalam Taurat, Kejadian 1:26 menggunakan bentuk jamak tetapi dengan kata kerja tunggal. Hal ini menyiratkan keesaan Allah dalam kesatuan.

Wasalam

Salma
Staff, Isa dan Islam



From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Friday, April 12, 2013 22:11
To: Salma
Subject: RE: 'Kami'
saudara salma yang budiman....saya juga senang jika anda membalas email saya...

sepertinya anda tidak membaca apa yang telah sampaikan atau anda kurang memahaminya. Bukanlah dengan panjang lebar telah saya katakan jika kata kami (nahnu) dalam bahasa arab menurut ilmu nahwu dan saraf tidak hanya berarti tunggal tapi juga bisa berarti jamak.
Apakah anda belum faham saudara salma? apakah anda pernah mendengar orang arab yang non muslim bertanya tentang ini? tentu tidak karena mereka faham akan bahasanya sendiri. jadi harapan saya, anda jangan ngeyel ya,...hehehehe....
sekali lagi ya...hal tersebut dalam ilmu nahwu saraf disebut. “al-Mutakallim al-Mu’adzdzim li Nafsih-i”, kata ganti pertama yang mengagungkan dirinya sendiri. jadi kata kami (nahnu) itu tidak berarti jamak...., ok???

lalu bagaimana dengan kata kami yang berarti jamak?
silahkan anda cari didalam ayat Al-Quran, semua kata kami tersebut pastilah menerangkan tentang keterlibatan malaikat jibril (sebagai perantara). karena malaikat jibrillah yang diutus menurunkan Al-Quran.

contoh:
"Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami. Niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. Maka sekali-kali tidak ada seorang pun dan kamu yang dapat menghalangi (Kami) dari pemotongan urat nadi itu." (Q.S. Al Haqqah: 44-47)

apakah anda tahu yang dimaksud perkataan? yang dimaksud adalah wahyu ALLAH, atau kitab ALLAH, dalam hal ini adalah Al-Quran.
“Katakanlah: ‘Barang siapa yang menjadi musuh JIBRIL, maka JIBRIL itu telah menurunkannya (Al Qur’an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman’.” (QS. 2:97)
“Sesungguhnya KAMI-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya KAMI benar-benar memeliharanya.” (QS. 15:9)
“Sesungguhnya KAMI telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada AKU. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat AKU dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (QS. 5:44)

lalu silahkan bedakan kata AKU sebagai ALLAH dalam Quran patilah semua menerangkan tentang keesaan ALLAH.
contoh:
“Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: “Hai Musa. Sesungguhnya AKU inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa. Dan AKU telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya AKU ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain AKU, maka sembahlah AKU dan dirikanlah shalat untuk mengingat AKU. Segungguhnya hari kiamat itu akan datang AKU merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.” (QS. 20:11-15)
“Dan tidak AKU ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah AKU.” (QS. 51:56)

ternyata anda belum menjawab pertanyaan saya ya.....lupa atau kelupaan saudara salma?

oh ya...sekarang saya ganti yang bertanya kepada anda dan tolong anda jawab, ok???
pernahkah anda membaca alkitab anda khususnya ayat ini:
1:26 LAI TB, Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
KJV, And God said, Let us make man in our image, after our likeness: and let them have dominion over the fish of the sea, and over the fowl of the air, and over the cattle, and over all the earth, and over every creeping thing that creepeth upon the earth.
JPST, And God said: 'Let us make man in our image, after our likeness; and let them have dominion over the fish of the sea, and over the fowl of the air, and over the cattle, and over all the earth, and over every creeping thing that creepeth upon the earth.'
Hebrew,

וַיֹּאמֶר אֱלֹהִים נַעֲשֶׂה אָדָם בְּצַלְמֵנוּ כִּדְמוּתֵנוּ וְיִרְדּוּ בִדְגַת הַיָּם וּבְעֹוף הַשָּׁמַיִם וּבַבְּהֵמָה וּבְכָל־הָאָרֶץ וּבְכָל־הָרֶמֶשׂ הָרֹמֵשׂ עַל־הָאָרֶץ׃
Translit Interlinear, VAYO'MER (dan Dia berfirman) 'ELOHIM (Allah) NA'ASEH (marilah kita menjadikan) 'ADAM (manusia) BETSALMENU (pada gambar kita) KIDMUTENU (seperti rupa kita) VEYIRDU (dan mereka akan memerintah/menguasai) VIDGAT (pada ikan) HAYAM (laut itu) UVE'OF (dan pada unggas) HASYAMAYIM (langit itu) UVABEHEMAH (dan pada ternak) UVEKHOL-HA'ARETS (dan pada seluruh bumi itu) UVEKHOL-HAREMES (dan pada seluruh yang melata) HAROMES (binatang merayap) 'AL-HA'ARETS (atas bumi itu).

saudara salma dalam kitab kejadian ayat tersebut ada kata2: KITA , us , them

***pertanyaannya adalah kata, KITA, US, dan THEM itu bermakna tunggal atau jamak???

silahkan anda jawab pertanyaan saya, dan jika anda tidak menjawab maka saya tidak bersedia melanjutkan diskusi ini.

saya tunggu jawaban anda!!!!

terimakasih, dan harapan saya anda lebih banyak belajar lagi terutama mempelajari kitab suci anda sendiri terlebih dahulu sebelum mengoreksi kitab suci umat lain.


--- Pada Jum, 12/4/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:


Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: RE: 'Kami'
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Jumat, 12 April, 2013, 11:50 AM
[A5]

Salam Yudianto,

Terimakasih untuk email Yudianto. Berharap hari ini Yudianto sehat selalu yah...!!!

Menarik sekali penjelasan Yudianto. Kami berterimakasih untuk hal itu. Kami adalah orang-orang yang senang belajar. Dan senang bila Yudianto berkenan membantu kami tentang nahwu saraf.

Oh ya, ada yang menarik dari penjelasan Yudianto. Bila Allah sendiri yang dimaksud, mengapa Allah harus menggunakan kata 'Kami' untuk menjelaskan diri-Nya? Bagaimana menurut Yudianto?

Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s atau http://tinyurl.com/9v6rdt2


Wasalam

Salma
Staff, Isa dan Islam



From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Sunday, March 31, 2013 23:40
To: Salma
Subject: RE: Yudianto dan Orientalis
saudara salma yang terhormat....lucu sekali apa yang telah anda sampaikan...tapi tak apalah karena itu bagian dari hak anda untuk berpendapat, tapi sekarang ketahuan jika anda adalah PEMULA dalam diskusi semacam ini dan ketahuan juga jika anda TIDAK FAHAM NAHWU SARAF,.....hehehehehe....

oh ya....bagaimana anda bisa berbicara tentang QURAN sedangkan anda buta akan apa itu QURAN sendiri???????

saudara salma...dengan senang hati saya akan mengajari anda tentang arti kata KAMI dalam ayat2 Quran karena saya faham bagaimana cara berfikir orang2 ghoiru muslim yang sangat buta akan ilmu tafsir Quran dan terlebih dia adalah pemula atau amatiran dalam sebuah diskusi agama.

saudara salma.....simak penjelasan saya berikut ini dengan baik ya!!!!
1. pernahkah anda mendengar orang yang berpidato menggunakan kata kami?
misalnya: "Kami merasa berterimakasih sekali . . . " atau "kami merasa terhormat dan tersanjung sekali.." atau juga yang lainnya. Padahal orang yang berpidato Cuma sendirini juga tidak mewakili siapapun, tapi dia bilang "Kami". Lalu apakah kalimat itu bermakna jika orang yang berpidato sebenarnya ada banyak atau hanya satu ?

2. sejak dulu kala pada jaman Abu Jahal dkk...yang asli orang arab tidak pernah bertanya dan menanyakan akan maksud kata KAMI, mengapa? karena mereka faham sekali dengan tata bahasa dan artikulasi bahasanya sendiri. tidak seperti kaum anda sekarang yang hanya berpatokan akan QURAN TERJEMAHAN tetapi sok jago bahasa arab padahal baca QURAN  aja tidak becus apa lagi faham NAHWU SARAF. maaf..ini adalah kenyataannya saudara salma, bagai orang buta yang mengatakan gajah itu panjang dan kecil padahal ia hanya memegang belalainya saja, itulah gambaran anda dan kawan2 anda.

3. Dalam bahasa Arab, dhamir 'NAHNU' ialah dalam bentuk jamak yang berarti kita atau kami. Tapi dalam ilmu 'NAHWU', maknanya tak cuma kami, tapi juga bisa berarti aku, saya dan lainnya.

Dalam tata bahasa Arab, ada kata ganti pertama singular [anâ], dan ada kata ganti pertama plural [nahnu]. Sama dengan tata bahasa lainnya. Akan tetapi, dalam bahasa Arab, kata ganti pertama plural dapat, dan sering, difungsikan sebagai singular.

Dalam grammer Arab [nahwu-sharaf], hal demikian ini disebut “al-Mutakallim al-Mu’adzdzim li Nafsih-i”, kata ganti pertama yang mengagungkan dirinya sendiri. sayang sekali anda hanya berdasarkan pada QURAN terjemahan saja yang dalam hal ini terjemahan bahasa indonesia sehingga anda tidak mengenal “al-Mutakallim al-Mu’adzdzim li Nafsih-i” yang disebut juga kata ganti pertama yang mengagungkan dirinya sendiri.

sudahkah anda belajar NAHWU SARAF??? jika belum sampai kiamatpun anda tidak akan bisa menafsirkan ayat QURAN dengan benar.

demikian sedikit dari saya saudara salma, semoga bermanfaat bagi anda dan jika ada kata2 yang tidak berkenan saya mohon maaf yang sebesar2nya,
oh ya...mengapa anda tidak menjawab pertanyaan saya??? apakah anda tidak bisa menjawab atau tidak berani menjawab???? padahal pertanyaannya sangat sederhana sekali, yakni:
- sudahkah anda belajar ilmu NAHWU SARAF???

terimakasih dan kiranya saudara sudi mejawab pertanyaan saya diatas.
--- Pada Sen, 25/3/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:


Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: RE: Yudianto dan Orientalis
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Senin, 25 Maret, 2013, 7:42 AM
[A5]

Salam Yudianto,

Terimakasih untuk email Yudianto. Senang masih bisa berdiskusi dengan Yudianto. Berharap Yudianto sehat selalu yah...!!!

Menarik sekali tanggapan Yudianto. Kami menghargai pendapat para orientalis tentang makna 'Kami'. Tetapi kami tidak ingin membuat kesimpulan, sebelum kami mengonfirmasikan hal itu kepada Yudianto. Atau apakah Yudianto setuju dengan para orientalis tersebut?

Bagaimana Yudianto?

Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s atau http://tinyurl.com/9v6rdt2

Wasalam

Salma
Staff, Isa dan Islam



From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Sunday, March 24, 2013 9:14
To: Salma
Subject: RE: Kami adalah jamak
trimakasih saudara sama atas balasan email anda....
saya terkejut sekali dengan balasan anda yang menanyakan kata KAMI.
sebelumnya saya bertanya kepada anda, apakah anda seorang pemula dalam forum diskusi tentang agama islam? sekali lagi maaf saudara salma, jika saya menanyakan itu, karena semua kaum orientalis semua sudah tahu maksud dari kata KAMI dalam ayat Al-Quran, bahkan mereka bukan orientalis biasa atau standart lokal tetapi mereka adalah benar2 orang berilmu yang terkenal dan diakui keilmuannya. tetapi mengapa anda tidak tahu? hehehehehe....

saudara salma, sebelum saya menjawab pertanyaan anda tentang kata KAMI dalam ayat2 Quran sebaiknya anda cari dulu apa arti kata tersebut atau anda bertanya kepada teman2 anda. hehehehee...

oh ya.....sekarang ketahuan ya jika anda belum belajar ilmu nahwu saraf????
kenyataannya anda tidak bisa menafsirkan kata KAMI dalam ayat2 Quran....., bukankah sudah saya katakan jika anda ingin menafsirkan ayat Quran anda harus bisa ilmu nahwu saraf, seperti jika anda ingin belajar matematika anda harus belajar dulu tentang angka2,  dan bagaimana mungkin anda bisa matematika jika anda tidak faham akan angka dan tidak bisa membedakan mana angka 1 dan mana angka 2???

maaf saudara salma......jika saya tidak menjawab pertanyaan anda untuk saat ini, karena anda tidak mengindahkan saya untuk belajar ILMU NAHWU SARAF terlebih dahulu....hehehehehe.....

jika anda tidak bisa menemukan jawabannya, InsyaALLAH saya akan menerangkan untuk anda. sekian dulu dari saya dan trimakasih.
--- Pada Kam, 21/3/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:


Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: RE: Kami adalah jamak
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Kamis, 21 Maret, 2013, 8:14 PM
[A5]

Salam Yudianto,

Terimakasih untuk pembelajaran penafsiran yang diberikan kepada kami. Kami sungguh menghargai hal itu.

Sangat menarik penjelasan Yudianto yang panjang dan lebar. Kami tertarik pada ayat yang Yudianto kutip dari Qs. 69:44-47. Kami telah membaca ayat sebelum dan sesudahnya, namun kami tidak menemukan bahwa Allah berfirman di sana. Tentu Allah secara jelas menyatakannya, bukan?

Kami hanya menemukan kata 'Kami'. Siapakah 'Kami' ini? Ini adalah bentuk jamak, bukan?

Bagaimana menurut Yudianto?

Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s atau http://tinyurl.com/9v6rdt2


Wasalam

Salma
Staff, Isa dan Islam



From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Sunday, March 17, 2013 10:51
To: Salma
Subject: RE: Benarkah Muhammad dijamin masuk sorga?
trimakasih saudara salma...dan maaf jika saya terlambat lagi membalas email anda karena kesibukan pekerjaan saya. tapi sebelumnya saya mohon maaf jika saya telah salah ketik bilangan dari surah yg saya maksud yakni surah 46 (Al-AHQAAF) bukanlah surah yg ke-49.

saudara salma....email anda bukanlah jawaban dari apa yang saya maksudkan, berarti ini menandakan jika anda adalah pemula dalam hal ini...atau anda benar2 buta akan ilmu tafsir alquran...hehehehehe......maaf jika tersinggung.

anda mengatakan jika ayat ke8 dan 35 dari surah ke46 adalah masalah azdab belaka, tanpa adanya keterangan yg lainnya. Tapi dengan senang hati saya akan mengajari anda untuk cara menafsirkan ayat Quran yang benar. silahkan simak bik2:

ayat ke-8, yang berbunyi:
Bahkan mereka mengatakan: `Dia (Muhammad) telah mengada-adakannya (al-Quran)`, Katakanlah: `Jika aku mengada-adakannya, maka kamu tiada mempunyai kuasa sedikitpun mempertahankan aku dari (azab) Allah itu. Dia lebih mengetahui apa-apa yang kamu percakapkan tentang al-Quran itu. Cukuplah Dia menjadi saksi antaraku dan antaramu dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang`.(QS. 46:8)




Di samping menuduh Muhammad saw sebagai tukang sihir, orang orang musyrik itu juga menuduh beliau sebagai orang yang suka mengada adakan dan mengatakan yang bukan-bukan tentang Allah. Karena itu, Allah SWT. memerintahkan kepada Muhammad saw untuk membantah tuduhan itu dengan mengatakan, "Seandainya aku berdusta dengan mengada-ada atau mengatakan yang bukan-bukan tentang Allah, seperti mengatakan, "Aku adalah seorang Rasul Allah yang diutus-Nya kepadamu untuk menyampaikan agama Nya" padahal sebenarnya aku bukanlah seorang Rasul, tentulah Allah SWT. menimpakan azab yang sangat berat kepadaku dan tidak seorang pun di muka bumi ml yang sanggup menghindarkan daku dari azab itu. Mungkinkah aku mengada-adakan sesuatu dan mengatakan yang bukan-bukan tentang Allah dan Alquran dan menjadikan diriku sebagai sasaran azab Allah, padahal tidak seorangpun yang dapat menolongku dari padanya?"
Ayat ini sama artinya dengan firman Allah SWT.:

وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيلِ (44) لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ (45) ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ (46) فَمَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِينَ (47)
Artinya
Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami. Niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. Maka sekali-kali tidak ada seorang pun dan kamu yang dapat menghalangi (Kami) dari pemotongan urat nadi itu. (Q.S. Al Haqqah: 44-47)
Dalam akhir ayat ini Rasulullah saw. menegaskan kepada orang-orang musyrik bahwa Allah Maha Mengetahui segala tindakan, semua perkataan dan celaan mereka terhadap Alquran, misalnya mengatakan sihir, syair, suatu kebohongan dan sebagainya; karena itu Dia akan memberi pembalasan yang setimpal. Allah SWT. cukup sebagai saksi tentang kebenaranku menyampaikan agama-Nya kepada kamu sekalian dan Allah SWT. menjadi saksi pula tentang keingkaran serta sikap kamu yang menolak kebenaran.
Selanjutnya Allah SWT. memerintahkan agar Muhammad mengatakan kepada orang-orang musyrik itu demikian, "Walaupun demikian sikapmu terhadap Allah hai orang-orang musyrik, demikian pula sikapmu terhadap Rasul-Nya, terhadap Alquran yang disampaikan kepadamu. namun pintu tobat terbuka bagimu dan Allah akan menerima tobatmu asal kamu benar-benar bertobat kepada-Nya dengan berjanji tidak akan durhaka lagi dan tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan dosa yang lain karena Dia Maha Pengampun lagi tetap memberi rahmat kepada orang-orang yang bertobat dan kembali kepada-Nya.

kemudian ayat yg ke-35
Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari.(Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.(QS. 46:35)

Dalam ayat ini Allah SWT. memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. agar selalu tetap tabah dalam menghadapi sikap dan tindakan orang-orang kafir yang mengingkari dan mendustakan risalah yang disampaikan kepada mereka itu seperti ketabahan dan kesabaran yang telah dilakukan Rasul-rasul ulul `azmi yang dahulu.
Rasulullah saw. melaksanakan dengan baik perintah Allah ini. Beliau selalu bersabar dan tabah menghadapi segala macam cobaan yang datang kepada beliau. Mengenai kesabaran beliau ini diterangkan dalam hadis sebagai berikut:

عن عائشة قالت: ظل رسول الله صلى الله عليه وسلم صائما ثم طوى ثم ظل صائما ثم طوى ثم ظل صائما، قال يا عائشة إن الدنيا لا ينبغي لمحمد ولا لأل محمد، يا عائشة إن الله لم يرض من أولي العزم من الرسل إى الصبر على مكروهها والصبر عن محبوبها ثم لم يرض مني إلا أن يكلفني فقال : فاصبر كما صبر أولوا العزم من الرسل، وإني والله لأصبرن كما صبروا جهدي ولا قوة إلا بالله
Artinya:
Dari Aisyah ia berkata, "Rasulullah saw. senantiasa berpuasa, lalu beliau merasa lapar, kemudian ia tetap berpuasa, lalu ia merasa lapar, kemudian ia berpuasa. Ia berkata, 'Ya Aisyah sesungguhnya kesenangan di dunia tidak patut bagi Muhammad dan keluarganya. Ya Aisyah sesungguhnya Allah tidak menyukai para rasul ulul azmi (Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad) kecuali bersabar atas segala cobaannya dan bersabar atas yang dicintainya, kemudian Allah tidak menyukai aku, kecuali Dia membebankan kepadaku seperti yang telah dibebankan-Nya kepada para rasul itu. Maka Dia berkata, "Bersabarlah seperti para Rasul ulul azmi telah bersabar." Dan sesungguhnya aku demi Allah, benar-benar akan bersabar seperti para rasul itu dan tidak ada sesuatupun kekuatan kecuali kekuatan Allah". (H.R. Ibnu Abi Hatim dan Dailami dari Aisyah r.a.)
Sabar adalah suatu sifat yang utama. Berbahagialah orang-orang yang mempunyai sifat ini. Lawan dari sabar ialah tergesa-gesa.
Dalam ayat ini Allah SWT. mencela sifat tergesa-gesa itu dan memperingatkan Nabi Muhammad saw. agar jangan mempunyai sifat tergesa-gesa seperti memohonkan kepada Allah agar segera ditimpakan azab kepada orang-orang musyrik yang mengingkari seruan beliau karena azab itu telah pasti menimpa mereka dan waktu kedatangannya hanya Allah lah yang mengetahuinya.
Allah SWT. berfirman:

وَذَرْنِي وَالْمُكَذِّبِينَ أُولِي النَّعْمَةِ وَمَهِّلْهُمْ قَلِيلًا (11)
Artinya:
Dan biarkanlah Aku (saja) yang bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar". (Q.S. Al Muzammil: 11)
Dan firman Allah SWT:

فَمَهِّلِ الْكَافِرِينَ أَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا (17)
Artinya:
"Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu, yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar". (Q.S. At Tariq: 17)
Ayat ini menerangkan keadaan orang-orang kafir di akhirat tatkala melihat azab yang akan menimpa mereka. Mereka seakan-akan diam di dunia ini hanya sesaat saja pada suatu siang hari. Perasaan ini timbul karena kengerian dan ketakutan yang timbul di hati mereka waktu melihat azab yang akan menimpa mereka itu. Keadaan mereka diterangkan Allah pada ayat yang lain:

قَالَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِي الْأَرْضِ عَدَدَ سِنِينَ (112) قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَاسْأَلِ الْعَادِّينَ (113)
Artinya:
Allah bertanya, "Berapa tahun kah lamanya kamu tinggal di bumi?" Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung". (Q.S. Al Mu'minun: 112-113)
Dan firman Allah SWT:.

كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا (46)
Artinya:
Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari. (Q.S. An Naziat: 46)
Dalam ayat ini terdapat perkataan "balag" yang dalam ayat ini berarti "cukup". Maksudnya ialah: Allah SWT. menyatakan bahwa ayat ini merupakan penjelasan yang cukup bagi manusia, terutama orang-orang kafir yang mau berpikir dan merenungkan kejadian alam semesta ini. Seandainya mereka tidak mau mengindahkan penjelasan ini, mereka pasti akan menanggung akibatnya. Dalam ayat yang lain Allah SWT. berfirman:

هَذَا بَلَاغٌ لِلنَّاسِ وَلِيُنْذَرُوا بِهِ وَلِيَعْلَمُوا أَنَّمَا هُوَ إِلَهٌ وَاحِدٌ وَلِيَذَّكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
Artinya:
(Alquran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia dan supaya mereka diberi peringatan dengannya dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan orang-orang yang berakal mengambil pelajaran (Q.S. Ibrahim: 52)
Dan firman Allah SWT:

إِنَّ فِي هَذَا لَبَلَاغًا لِقَوْمٍ عَابِدِينَ
Artinya:
Sesungguhnya (apa yang disebutkan) dalam (surah) ini, benar-benar menjadi peringatan bagi kaum yang menyembah Allah. (Q.S. Al Anbiya: 106)
Pada akhir ayat ini Allah SWT. menegaskan, "Betapapun besar dan dahsyatnya azab Allah itu, tidak akan menimpa orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Hanya orang-orang kafir yang tidak mengindahkan perintah-perintah Allah dan melanggar larangan-arangan-Nya saja yang akan ditimpa azab yang mengerikan itu. Ayat ini juga menggambarkan betapa besarnya rahmat dan karunia Allah yang dilimpahkan kepada orang-orang yang taat kepada-Nya. Sehubungan dengan rahmat dan karunia, azab dan malapetaka ini, Rasulullah saw sering berdoa kepada Allah, seperti yang tersebut dalam hadis di bawah ini:

أخرج الطبرني في الدعاء عن أنس أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يدعو : اللهم إني أسألك موجبات رحمتك وعزائم مغفرتك والسلامة من كل إثم والغنيمة من كل بر والفوز بالجنة والنجاة من النار اللهم لا تدع لي ذنبا إلا غفرته ولا هما إلا فرجته ولا دينا إلا قضيته ولا حوائج الدنيا والأخرة إلا قضيتها برحمتك يا أرحم الراحمين
Artinya:
Diriwayatkan oleh At Tabrani dalam kitab doa dari Anas, Nabi saw berdoa, "Wahai Tuhan! Sesungguhnya aku memohon kepada Engkau limpahan rahmat-Mu, kepastian ampunan-Mu, keselamatan dari setiap perbuatan dosa, kesempatan melakukan setiap kebaikan keberuntungan memperoleh surga, keselamatan dari api neraka. Wahai Tuhan, janganlah kau biarkan satu dosapun bagiku, kecuali Engkau mengampuninya dan kesempitan kecuali Engkau melapangkannya dan utang kecuali Engkau membayarnya, demikian pula segala keperluan dari keperluan duniawi dan ukhrawi, kecuali Engkau menyelesaikannya dengan rahmat Engkau, wahai Tuhan Yang Maha Pemurah (H.R. Tabrani)

kemudian ayat yang ke-9:
Katalanlah: `Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepaddaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang memberi penjelasan`.(QS. 46:9)

Setelah Allah SWT. menerangkan sikap orang-orang musyrikin maka ia memerintahkan Rasul-Nya agar menolak permintaan mereka yang tidak masuk akal itu, seperti minta diturunkan suatu mukjizat menurut keinginan mereka, dengan mengatakan, "Hai orang-orang musyrik, mengapa kamu tidak mempercayaiku sebagai seorang Rasul yang diutus Allah kepada kamu sekalian? Mengapa kamu mengingkari ajaran-ajaran agama yang aku sampaikan yaitu ketauhidan dan adanya hari kebangkitan ? Apakah aku merupakan Rasul Allah yang pertama diutus Allah kepada manusia?. Kamu sekalian mengetahui bahwa aku bukanlah Rasul Allah yang pertama kali diutus Allah kepada manusia. Telah banyak Rasul yang diutus Allah kepada umat-umat sebelum kamu, seperti Ibrahim, Ismail, Musa, Isa dan lain-lain. Aku tidak dapat mendatangkan mukjizat begitu saja bila aku kehendaki. Mukjizat itu datang semata-mata berdasarkan kehendak Allah. Hanyalah Dia yang mengetahui kapankah saat yang paling tepat untuk mendatangkan suatu mukjizat dan mukjizat apakah yang paling baik didatangkan".
Selanjutnya Allah SWT. memerintahkan agar Rasulullah menyampaikan kepada orang-orang Musyrikin sebagai berikut, "Aku tidak mengetahui sedikit pun apa yang akan dilakukan Allah terhadap diri kita masing-masing di dunia ini, apakah aku harus meninggalkan negeri ini dun hijrah ke negeri lain seperti yang telah dilakukan Nabi-nabi yang terdahulu, ataukah aku akan mati terbunuh seperti Nabi-nabi lain yang mati terbunuh. Demikian pula aku tidak mengetahui apa yang akan ditimpakan kepadamu. Semuanya itu hanya Allah sendiri yang Maha Mengetahui". Dan Rasulullah saw. menegaskan lagi, "Walaupun Allah SWT. telah berjanji akan memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin dan akan mengalahkan orang-orang kafir, memasukkan kaum Muslimin ke dalam surga dan memasukkan orang-orang kafir ke dalam neraka, namun aku sedikit pun tidak mengetahui kapankah hal itu akan terjadi". Dari ayat ini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa hanya Allah saja yang mengetahui segala, yang gaib. Para Rasul dan para Nabi tidak mengetahuinya, kecuali jika Allah memberitahukannya. Karena itu, ayat ini membantah dengan tegas kepercayaan yang menyatakan bahwa para wali mengetahui yang gaib, mengetahui apa yang akan terjadi. Rasulullah saw. sendiri sebagai utusan Allah mengakui bahwa beliau tidak mengetahui hal-hal yang gaib, apa lagi para wali yang tingkatnya jauh di bawah tingkat para Rasul.
Dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan imam-imam yang lain, Ummul `Ala' berkata ketika Usman bin Maz'un meninggal dunia, "Engkau telah memperoleh rahmat Allah ya Abu Sa-ib (Abdullah bin Maz`un), Allah Taala benar-benar telah memuliakan engkau (masuk surga)", maka Rasulullah saw. berkata:

وما يدريك إن الله أكرمه أما هو فقد جاء اليقين من ربه وإني لأرجو له الخير، والله ما أدري، وأنا رسول الله، ما يفعل بي ولا بكم. قالت أم العلاء: فوالله ما أزكي بعده أبدا
Artinya:
Dan mana engkau mengetahui bahwa Allah telah memuliakannya?. Adapun dia sendiri, telah mendapat keyakinan dan Tuhannya dan aku benar-benar mengharapkan kebaikan baginya. Demi Allah, aku tidak mengetahui, padahal aku adalah Rasul Allah, apakah yang akan diperbuat Allah terhadap diriku, begitu pula terhadap din kamu semua". Ummul Ala berkata, "Demi Allah. semenjak itu aku tidak pernah lagi menyucikan (memuji) orang buat selama-lamanya".
Dalam riwayat yang lain At Tabrani dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan pula dan Ibnu Abbas tentang ini, tatkala Ibnu Maz'un meninggal dunia, istrinya atau seseorang perempuan berkata:

هنيئا لك غبن مظعون الجنة، فنظر إليها رسول الله صلى الله عليه وسلم نظر مغضب وقال: وما يدريك والله إني رسول الله وما أدري ما يفعل الله بي. فقالت: يا رسول الله صاحبك وفارسك وأنت أعلم، فقال لنا : أرجو له الرحمة ربه تعالى وأخاف عليه ذنبه.
Artinya:
Kesenangan (surga) bagi engkau, Ibnu Maz'un. Maka Rasulullah saw, menoleh kepadanya dengan pandangan marah dan berkata, "Dari mana engkau mengetahui?". Demi Allah sesungguhnya aku adalah utusan Allah, tetapi aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat Allah terhadapku". Wanita itu berkata, "Ya Rasulullah, dia adalah sahabatmu dan tentara berkudamu dan engkau lebih mengetahui". Maka berkata Rasulullah kepadanya, "Aku mengharapkan ia memperoleh rahmat Allah Taala dan aku khawatir atas dosanya".
Dari keterangan di atas jelaslah bahwa Rasulullah sendiri tidak mengetahui hal yang gaib. Beliau tidak mengetahui apakah sahabatnya Abdullah bin Maz`un yang telah meninggal itu masuk surga atau masuk neraka. Namun, beliau berdoa kepada Allah SWT, agar sahabatnya itu diberi rahmat oleh Allah SWT. Hal ini juga berarti bahwa tidak seorangpun yang dapat meramalkan sesuatu tentang seseorang yang baru meninggal. Rasulullah saw, sendiri tidak mengetahui, apalagi seorang wali atau seorang ulama. Jika ada seorang wali menyatakan bahwa dia mengetahui yang gaib, maka pernyataan itu adalah pernyataan bohong belaka. Rasulullah saw, menjadi marah mendengar orang-orang yang menerka-nerka nasib seseorang yang meninggal dunia sebagaimana tersebut dalam hadis di atas.
Ayat ini memberikan petunjuk kepada kita tentang sikap yang baik dalam menghadapi atau melayat salah seorang teman yang meninggal dunia. Petunjuk itu adalah agar kita mendoakannya dan janganlah sekali-kali meramalkan nasibnya nanti, karena yang mengetahui hal itu hanyalah Allah. Pada akhir ayat ini Allah SWT. memerintahkan agar Rasulullah menegaskan keadaan dirinya yang sebenarnya untuk menguatkan apa yang telah disampaikannya. Dia diperintahkan agar mengatakan, "Wahai orang-orang musyrik! tidak ada sesuatupun yang aku ikuti, selain Alquran yang diwahyukan Allah kepadaku, tidak ada sesuatupun yang aku ada-adakan, semuanya berasal dari Allah Yang Maha Kuasa. Aku hanyalah seorang pemberi peringatan. yang di utus Nya memberikan peringatan kepadamu agar kamu menjaga diri dari siksa dan murka Allah. Aku telah menyampaikan kepadamu bukti-bukti yang kuat yang membuktikan kebenaran risalahku. Aku bukan malaikat. Karena itu, aku tidak dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan manusia.

untuk surah 48 ayat 2:
supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosa yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus,(QS. 48:2)

Ayat ini menerangkan bahwa dengan terjadinya perjanjian Hudaibiyah, maka berarti Allah telah menyempurnakan nikmat Nya yang tiada terhingga kepada Rasulullah saw. Nikmat-nikmat itu ialah:
1. Mengampuni dosa-dosa Rasulullah yang dilakukan sebelum dan sesudah terjadi perjanjian Hudaibiyah. Tentu saja yang dimaksud dosa dalam ayat ini ialah kesalahan-kesalahan dan dosa kecil yang tidak mengurangi atau merusakkan fungsi kenabiannya karena Muhammad saw sebagai Nabi dan Rasul terpelihara dari perbuatan dosa besar.
2. Tersebarnya agama Islam ke seluruh Jazirah Arab, bahkan ke beberapa daerah kerajaan Romawi. Maka hal itu menjadikan Rasulullah sebagai seorang yang bertanggung jawab dan mengurus persoalan agama dan pula sebagai Kepala Negara. Dalam sejarah, jarang terjadi hal yang demikian yaitu di samping di angkat Allah menjadi Nabi dan Rasul juga menjadi Kepala Negara. Di antara Nabi dan Rasul yang merangkap sebagai kepala negara: hanya Nabi Daud as dan putra beliau Nabi Sulaiman as.
3. Membimbing Rasulullah saw ke jalan yang lurus dan diridai Nya.
4. Menolong Rasulullah dari gangguan dan serangan musuh sehingga tidak satu pun dari musuh itu dapat menyerang dan membunuhnya.
Menurut Mujahid, Sofyan As Sauri, Ibnu Jarir dan Al Wahidy, dan beberapa ulama yang lain yang dimaksud dengan memberi pengampunan dalam ayat ini ialah mengampuni dosa-dosa Rasulullah saw sebelum beliau diangkat menjadi Rasul dan sesudah diangkat menjadi Rasul.
Az Zamakhsyary, pengarang tafsir Al Kasysyaf berkata: "Kalau engkau menanyakan mengapa Allah SWT menjadikan penaklukan kota Mekah itu sebagai sebab bagi pengampunan dosa Muhammad, akan kujawab: "Allah SWT bukan menjadikan penaklukan kota Mekah itu sebagai sebab bagi pengampunan dosanya saja, akan tetapi Allah SWT menjadikannya sebagai sebab Rasulullah mendapat empat perkara, yaitu: pengampunan dosanya, penyempurnaan nikmat-nikmat Nya, petunjuk ke jalan yang lurus dan kemenangan yang gilang-gemilang.


(Syaikhain (Bukhari dan Muslim), Imam Tirmizi dan Imam hakim, mengetengahkan sebuah hadis yang bersumber dari Anas yang mengatakan bahwa ayat berikut ini diturunkan berkenaan dengan diri Nabi saw. yaitu firman-Nya, "Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang." (Q.S. Al Fatah, 2). Ayat di atas diturunkan sewaktu Nabi saw. kembali dari Hudaibiyah; sehubungan dengan hal ini Nabi saw. bersabda, "Sesungguhnya telah diturunkan kepadaku suatu ayat yang aku lebih cintai kepadanya dari pada apa yang ada di bumi ini", selanjutnya Nabi saw. membacakannya kepada mereka. Setelah Nabi saw. selesai membacakannya, para sahabat mengatakan, "Selamat untukmu wahai Rasulullah! Sesungguhnya Allah swt. telah menjelaskan apa yang diperbuat-Nya terhadapmu. Maka apakah yang akan diperbuat-Nya terhadap kami?" Lalu ketika itu juga turunlah firman-Nya yang lain, yaitu, "Supaya Dia memasukkan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan..." (Q.S. Al Fatah, 5) sampai dengan firman-Nya, .".adalah keuntungan yang besar." (Q.S. Al Fatah, 5))


bukankah orang yang masuk syurga berarti terbebas dari dosa dan yang masuk neraka pastilah orang yang berdosa????


demikian penafsiran tentang ayat2 tersebut, dan jika anda ingin membalas email saya sebaiknya anda membaca secara lengkap dan berulang2 apa yang telah saya sampaikan diatas, sehingga apa yang anda sampaikan tidak berulang2 tanpa menghiraukan penjelasan yang ada.

sepertinya anda harus belajar lebih dalam lagi akan ilmu bahasa sehingga dalam mengimplentasikan sebuah kata dan kalimat bisa membias dan terarah.
selamat belajar tafsir Al-Quran, semoga anda menjadi ahli tafsir yang handal, tapi jangan lupa anda harus belajar ilmu nahwu dan saraf terlenih dahulu sebagai dasar untuk mempelajari tafsir Quran.
....., dan sudahkah anda faham akan ilmu nahwu dan saraf??? hehehehhehe...
sekian dan terimakasih.
--- Pada Ming, 10/3/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:


Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: RE: Benarkah Muhammad dijamin masuk sorga?
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Minggu, 10 Maret, 2013, 9:12 PM
[A5]

Salam Yudianto,

Terimakasih untuk email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapi.

Menarik sekali tanggapan Yudianto. Menanggapi pertanyaan Yudianto mengenai pendapat kami tentang ayat 8 dan 35. Menurut kami, inti ayat itu tentang azab. Pertanyaannya adalah benarkah azab itu diturunkan kepada orang-orang yang meragukan nabi Yudianto?

Bagaimana Yudianto?

Nah, menanggapi pertanyaan kedua dari Yudianto. Adakah hubungan lain selain kita menghubungkan dosa dengan sorga atau neraka? Bagaimana menurut Yudianto?

Bagaimana dengan pertanyaan kami? Apakah dalam ayat tersebut (Qs. 48:2) ada kata 'sorga' atau 'neraka'? Benarkah itu konteksnya tentang masuk sorga atau bagaimana? Selain itu, bila Allah telah menjamin keselamatan nabi Yudianto, mengapa juga perlu ditunjuki jalan yang lurus?

Bagaimana Yudianto?

Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s atau http://tinyurl.com/9v6rdt2

Wassalam,

Salma
Staf, Isa dan Islam



From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Sunday, March 03, 2013 8:56 AM
To: Salma
Subject: RE: Benarkah Muhammad dijamin masuk sorga?
trimakasih juga atas balasan email anda....

saudara salma yang budiman....sudah saya katakan kepada anda.....apakah anda sudah membaca ayat sebelum dan sesudah ayat dari Qs. 46:9????????????????

jika sudah membaca pastilahanda akan fahamakan maksud dari ayat yang ke-9 dari surah 49, tapi sayang anda pasti belum membacanya sehingga anda salah dalam menafsirkannya, padahal sudah saya jelaskan dari email saya yang lalu.
sekarang saya akan bertanya kepada anda dan tolong anda jawab:
1. apakah penafsiran dari ayat ke-8 dan ayat ke-35 dari surat 49 tersebut menurut anda?????
2. Jika ada kata2 dosa/berdosa kira2 apakah ada hubungannya dengan syurga, neraka atau alam akhirat?

demikian pertanyaan saya yang harus anda jawab sebelum kita meneruskan diskusi ini.
bagaimana saudara salma??? apakah anda bersedia untuk menjawabnya???
saya tunggu jawaban anda, terimakasih.
--- Pada Kam, 28/2/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:


Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: RE: Benarkah Muhammad dijamin masuk sorga?
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Kamis, 28 Februari, 2013, 11:20 AM
[A5]

Salam Yudianto,

Terimakasih untuk email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapi.

Menarik sekali tanggapan Yudianto. Kami ingin menanggapi Qs. 46:9. Ijinkanlah kami mengutipnya kembali.

"Katakanlah: 'Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan'".

Mari kita melihat lebih dalam kalimat 'aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak terhadapmu'. Memang benar tidak ada kata 'sorga' maupun 'neraka'. Tetapi kalimat tersebut sangat jelas maknanya menjelaskan tentang kehidupan di akhirat nanti.

Kehidupan di akhirat berarti sorga atau neraka. Jelas sekali bahwa nabi Yudianto tidak mengetahui nasibnya di akhirat. Hal ini sangat janggal, seorang nabi tidak mengetahui nasibnya di akhirat.

Yang menarik lagi Yudianto mengutip, "Agar Allah mengampuni dosamu (Muhammad) yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu dan menunjukimu jalan yang lurus" (Qs 48:2).

Ijinkanlah kami meminjam pertanyaan Yudianto. Apakah dalam ayat tersebut ada kata 'sorga' atau 'neraka'? Benarkah itu konteksnya tentang masuk sorga atau bagaimana? Selain itu, bila Allah telah menjamin keselamatan nabi Yudianto, mengapa juga perlu ditunjuki jalan yang lurus?

Bagaimana Yudianto?

Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s atau http://tinyurl.com/9v6rdt2

Wassalam,

Salma
Staf, Isa dan Islam








From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Sunday, February 24, 2013 2:54 AM
To: Salma
Subject: RE: Benarkah Muhammad masuk sorga?
trimakasih atas balsannya...dan maaf jika saya terlambat membalasnya karena kesibukan saya...
langsung saja ya...
1. tentang tobat, anda mengatakan saya berdalih...., berdalih seperti apa ya? sepertinya saya tidak berdalih kok. tobat adalah urusan pribadi seseorang yang tidak harus digembar-gemborkan didepan umum, karena itu adalah urusan manusia dengan Tuhan.

2. Bila hal itu ditanyakan kepada kami, maka kami dengan yakin mengatakan bahwa kami sudah menemukan dan menerima jalan yang lurus tersebut. Mengapa? Isa Al-Masih bersabda, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
tanggapan saya: jalan yg lurus menurut saya dalam ayat tersebut bukanlah tujuan, tetapi itu adalah sarana untuk menuju tujuan tersebut, jadi Isa - Almasih adalah sarana penyampai kebenaran untuk menuju ALLAH, dan sarana bukanlah Tujuan, jadi Isa- ALmasih bukanlah ALLAH.

3. Sangat berbeda dengan nabi Yudianto yang tidak tahu keselamatannya sendiri. Pertanyaannya adalah mungkinkah seorang nabi tidak tahu keselamatannya di akhirat nanti? Bukankah nabi adalah orang yang dekat dengan Tuhan?
tanggapan saya:
ah...kata siapa nabi Muhammad tidak masuk syurga? mungkin menurut anda dari surah 46 ayat 9 ya??? kan sudah saya jelaskan diatas tentang arti ayat tersebut??? tapi tak apalah, biar saya jelaskan lagi biar anda pintar sedikit. ayat tersebut tidak merujuk kepada SYURGA dan NERAKA? adakah kata Syurga dan Neraka dalam ayat tersebut? yang ada adalah kalimat dimana Nabi Muhammad seperti nabi2 sebelumnya, mereka hanyalah manusia utusan ALLAH yang tidak berhak untuk berbuat sesuatu dan kepada sesama manusia lainnya dan mereka hanyalah utusan penyampai kebenaran dengan berbagai wahyu (kitab) yang telah diwahyukan ALLAH kepada mereka. karena hanya ALLAH yang berhak berkehendak dan mengetahui akan apa yang akan diberikan oleh ALLAH kepada manusia tersebut. dan silahkan baca ayat sebelum ayat yang ke-9 terutama ayat ke-8, disitu diterangkan jika manusia yang tidak percaya akan Al-Quran tidak bisa berbuat sesuatu kepada nabi Muhammad tentang sebuah  siksa? dan silahkan baca pula pada ayat terakhir dari surat tersebut yakni surat ke-35, dimana nabi Muhammada juga dilarang untuk menyegerakan sebuah siksa bagi kaum kafir.  Bukankah memang manusia tidak berhak mengetahui rahasia ALLAH dan tidak bisa berbuat seperti ALLAH???

4. Bila hadits menyatakan bahwa nabi Yudianto yang pertama masuk sorga, maka sangat bertentangan dengan Al-Quran (Qs. 46:9). Mungkinkah Al-Quran bertentangan dengan hadits? Lagi pula, ada yang menarik dari hadits yang Yudianto kutip.

tanggapan saya:
sepertinya ini tidak perlu dibahas, karena Qs.46:9 bukanlah tentang nabi Muhammad masuk syurga atau tidak  seperti penjelasan saya diatas. sekali lagi tolong dibaca baik2 penjelasan saya ya...hehehehe....

5. "Di hari kiamat kudatangi pintu surga, lalu kuminta dibukakan..." Bukankah nabi Yudianto telah meninggal, bagaimana mungkin di hari kiamat nabi Yudianto bisa mendatangi pintu sorga? Bila di hari kiamat masih ada, berarti nabi Yudianto masih hidup hingga saat ini?

tanggapan saya:
pertanyaan anda kok lucu sekali ya...bikin ingin tertawa saja...hehehehehe...
saudara salma, kira2 yang bisa masuk syurga itu orang yang bagaimana??? apakah yang masuk syurga adalah orang yang hidup saja tanpa mengalami proses kematian??? lalu adakah orang yang hidup sampai hari kiamat nanti? atau pada saat hari kiamat semua orang tidak mati? atau jika anda mati nanti anda pasti tidak akan masuk syurga, karena yang masuk syurga adalah orang yang hidup trus sampai hari pembalasan tanpa mengalami proses kematian!!! bukankah itu maksud dari pertanyaan anda? lalu apa hubungannya orang yang sudah meninggal dengan hari kiamat??? setiap manusia pasti meninggal, dan mereka akan dibangkitkan pada hari pembalasan nanti. hari kiamat adalah hari dimana berakhirnya kehidupan ini, dan setelah itu manusia akan dibangkitkan lagi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya selama hidup didunia. dimana manusia akan dihisab dan akan ditempatkan disyurga atau neraka.

Ayat tentang nabi Muhammad SAW yang dijamin masuk syurga:

'Agar Allah mengampuni dosamu (Muhammad) yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmatNya kepadamu dan menunjukimu jalan yang lurus". (Qs 48:2)


“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu HIDUP disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.” (QS. Ali-Imran:169)


sekian dari saya, senang rasanya saya bisa berbagi ilmu tentang islam kepada anda. trimakasih.
--- Pada Kam, 14/2/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:


Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: RE: Benarkah Muhammad masuk sorga?
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Kamis, 14 Februari, 2013, 8:37 PM
[A5]

Salam Yudianto,

Terimakasih untuk email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapi.

Menarik sekali tanggapan Yudianto. Kami menghargai bahwa urusan tobat adalah sifatnya pribadi. Tetapi kalau boleh berpendapat, bila Yudianto sudah benar-benar bertobat tentu tidak akan berdalih. Bahkan barangkali Yudianto dengan yakin menyatakan bahwa Yudianto benar-benar sudah bertobat.

Bila hal itu ditanyakan kepada kami, maka kami dengan yakin mengatakan bahwa kami sudah menemukan dan menerima jalan yang lurus tersebut. Mengapa? Isa Al-Masih bersabda, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).

Sangat berbeda dengan nabi Yudianto yang tidak tahu keselamatannya sendiri. Pertanyaannya adalah mungkinkah seorang nabi tidak tahu keselamatannya di akhirat nanti? Bukankah nabi adalah orang yang dekat dengan Tuhan?

Bila hadits menyatakan bahwa nabi Yudianto yang pertama masuk sorga, maka sangat bertentangan dengan Al-Quran (Qs. 46:9). Mungkinkah Al-Quran bertentangan dengan hadits? Lagi pula, ada yang menarik dari hadits yang Yudianto kutip.

"Di hari kiamat kudatangi pintu surga, lalu kuminta dibukakan..." Bukankah nabi Yudianto telah meninggal, bagaimana mungkin di hari kiamat nabi Yudianto bisa mendatangi pintu sorga? Bila di hari kiamat masih ada, berarti nabi Yudianto masih hidup hingga saat ini?

Bagaimana menurut Yudianto?

Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s atau http://tinyurl.com/9v6rdt2 

Wassalam,

Salma
Staf, Isa dan Islam 

From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Sunday, February 10, 2013 6:21 PM
To: Salma
Subject: RE: Benarkah Yudianto sudah benar-benar bertobat?
saudara salma yang terhormat.....trimakasih atas balasan email anda....

anda bertanya kepada saya..apakah saya sudah benar2 bertobat? hemmm ...urusan tobat adalah urusan saya dengan Tuhan saya saudara salma....dan apakah anda juga sudah bertobat, untuk menuju jalan yang lurus???....

oh ya.....ayat yang anda cantumkan untuk saya sepertinya adalah ayat yang terfaforit dari kaum anda untuk menanyakannya kepada kaum muslim....tapi tidak ada salahnya jika saya akan sedikit mengupas ayat tersebut untuk anda, karena anda bukanlah orang muslim maka saya yakin pengartian dan penafsiran ayat tersebut pastilah sangat tidak akurat dan tidak berdasarkan ilmu2 tafsir yang benar.

penafsiran ayat tersebut sesungguhnya tidak seperti yang anda tafsirkan saat ini, karena anda tidak menggali dari ayat2 sebelumnya dan sesudahnya.

saudara salma...
dalam ayat tersebut yang dimaksud Rosullullah tidak tahu apa yang akan diperbuat ALLAH terhadapnya, itu adalah karena ALLAH adalah Maha segalanya yg menentukan segala2nya. dan Nabi Muhammad adalah Rosul ALLAH yang tidak berhak akan apa2 dan siapa2 seperti disebutkan juga bahwa Beliau adalah juga seperti Rosul2 yang lama/sebelumnya dan diantara Rosul2 sebelumnya tersebut adalah Nabi Isa As, jadi nabi Isa juga tidak berhak akan apa2 dan siapa2 seperti nabi Muhammad. karena keduanya adalah Rosul ALLAH. Nabi Muhammad hanyalah pemberi peringatan yang jelas melalui wahyu ALLAH yaitu Al-Quran seperti pada ayat sebelumnya dan sesudahnya.


siapakah orang yang pertama kali membuka pintu surga ?? tentu pertanyaan ini menarik untuk kita bahas. menurut hadis berikut,

Di hari kiamat kudatangi pintu surga, lalu kuminta dibukakan. Malaikat penjaga surga bertanya: "siapakah engkau?", lalu kujawab; "Muhammad". Dia berkata: "Karena engkaulah aku diperintahkan agar tidak membuka pintu surga bagi seorangpun sebelummu.
Riwayat Ahmad melalui Anas r.a

(Q.S. 5 al-Maidah 72): “Sesungguhnya telah kafir orang-orang yang berkata, Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam,” padahal Almasih sendiri berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya siapa saja yang mempersekutukan Allah, maka sesungguhnya Allah haramkan surga atasnya, dan tempatnya di neraka, dan tidaklah ada penolong bagi orang-orang yang zalim.

sudahkah anda bertobat saudara salma??? semoga jalan yang lurus cepat anda dapatkan.
trimakasih.
--- Pada Jum, 8/2/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:


Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: RE: Benarkah Yudianto sudah benar-benar bertobat?
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Jumat, 8 Februari, 2013, 6:58 AM
[A5]

Salam Yudianto,

Terimakasih untuk email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapinya.

Kami menghargai bila Yudianto tidak yakin dengan pendapat teman-teman Muslim yang kami temui. Tetapi itu adalah fakta yang kami temukan.

Nah, bila Yudianto menyatakan bahwa Yudianto 'yakin', maka bolehkah kami tahu, apakah Yudianto sudah benar-benar bertobat dan meminta ampun kepada Allah? Sebab nabi Yudianto sendiri tidak yakin akan keselamatan jiwanya.

"Katakanlah: 'Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan'" (Qs. 46:9). 

Bagaimana menurut Yudianto atas ketidakyakinan nabi Yudianto?

Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s atau http://tinyurl.com/9v6rdt2

Wassalam,

Salma
Staf, Isa dan Islam





From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Sunday, February 03, 2013 4:24 AM
To: Salma
Subject: RE: Apakah Allah menyelamatkan Yudianto?
maaf saudara salma...kayaknya saya tidak yakin dengan apa yang barusan anda tuliskan tentang pendapat teman anda tersebut...

saudara salma...jika anda bertanya kepada saya maka saya akan menjawab IYA...ALLAH pasti akan menyelamatkan dan mengampuni dosa saya jika saya betul2 bertobat dan meminta ampun kepada ALLAH.
mungkin saja teman anda itu belum bertobat sehinga dia ragu2...hehehehe...karena ALLAH hanya menghapus dosa manusia yang telah bertobat dan meminta ampun saja.

semoga anda tercerahkan....trimakasih.

--- Pada Sab, 2/2/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:


Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: RE: Apakah Allah menyelamatkan Yudianto?
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Sabtu, 2 Februari, 2013, 10:36 AM