ini adalah diskusi say lewat email dengan salah satu staf IDI.
saudara salma...trimakasih akan balasan email anda...
dan saya juga senang berdiskusi dengan anda...tetapi SAYA SANGAT TIDAK SENANG JIKA ANDA MEMELINTIR DAN MEMENGGAL PENDAPAT SAYA SECARA SEPIHAK.
dari anda, menurut email anda yang lalu:
Yudianto
menyatakan bahwa dasar perceraian dalam Islam adalah ketidakcocokan
dalam rumah tangga. Menarik sekali. Dan kalau boleh berpendapat, tidak
ada pasangan suami istri di dunia ini yang cocok, yang ada adalah
saling mencocokkan, bukan?
tanggapan saya:
tolong kalimat mana dari email saya yang mengatakan hanya berbunyi demikian???
yang ada pernyataan dari saya secara lengkap adalah:
"jadi dasar islam membolehkan perceraian adalah, adanya ketidak cocokan
dalam rumah tangga dan sudah tidak ada lagi solusi atau titik temu untuk
bersatu lagi. sekali lagi ini akan diperbolehkan jika hal ini adalah
menjadi solusi terakhir dan menjadi jalan yang
terbaik bagi kedua belah pihak. sehingga dalam islam cerai dibolehkan
dan itu adalah tindakan yang dibenci oleh ALLAH."
jadi sekali lagi bukan hanya ketidak cocokan yang sebagai dasar perceraian..melainkan sudah tidak ada lagi solusi atau titik temu untuk
bersatu lagi.
apakah anda sudah faham betul dengan kalimat yang berbunyi...sudah tidak ada lagi solusi atau titik temu untuk
bersatu lagi???? sekali lagi apakah anda sudah faham dengan kalimat diatas??? hehehehehe....
saudara salma yang saya hormati...
mengapa
anda hobi sekali untuk memenggal2 pendapat orang bak seorang JAGAL???
heeemmm jangankan pendapat saya...ayat suci saja anda
penggal...hehehehe...
bukankah sudah jelas sekali dari contoh kedua kasus tersebut...sudah tidak ada jalan damai
lagi tapi mengapa anda tetap mengambil jalan damai??? saya juga pastilah akan mengambil jalan damai lebih dulu jika ada masalah...dan terus mencari titik temu untuk jalan berdamai... tetapi masalahnya ini adalah.....jalannya sudah mentok saudara salma..sudah tidak ada lagi peluang untuk berdamai, dan jika sudah tidak peluang tersebut apa yang harus anda lakukan??? itulah pertanyaannya saya untuk anda...tetapi anda tetap saja menjawab mencari jalan damai...lalu jalan damai yang mana lagi??? bukankah sudah tidak ada jalan damai dalam contoh kasus saya??? apakah saya perlu mengulangi pertanyaan saya lagi dengan jelas???? hehehehe...jika belum jelas dengan pertanyaan saya sebaiknya anda bertanya lagi dan minta kejelasan pertanyaan kepada saya, dari pada asal jawab yang berbau ketidak jujuran sebagai tanda keputusasaan...hehehehe.....
saudara
salma...
jika
anda tidak bisa menjawab pertanyaan saya karena anda
berbenturan dengan kejujuran hati dan logika anda maka kita akhiri
diskusi ini dengan fair sampai disini saja...sebab anda saya anggap
tidak bisa memberi jawaban akan kasus ini, kenapa??? karena
anda tetap saja mengajukan ayat damai sebagai pengalihan masalah dalam
diskusi ini...padahal jelas dalam kasus ini kedua belah pihak sudah
tidak bisa didamaikan lagi karena beberapa hal, misalnya dalam kasus
kedua...sang suami (poligami) sudah mempunyai istri dan anak lagi .
sekian dari saya...dan terimakasih.
Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Kepada: Yudianto Gimin <yudiantogimin@yahoo.com>
Dikirim: Rabu, 10 Juli 2013 21:14
Judul: Bagaimana solusi Yudianto?
[A5]
Salam Yudianto,
Kami senang berdiskusi dengan Yudianto. Dan harapan kami, Yudianto sehat selalu.
Yudianto menyatakan bahwa
dasar perceraian dalam Islam adalah ketidakcocokan dalam rumah tangga.
Menarik sekali. Dan kalau boleh berpendapat, tidak ada pasangan
suami istri di dunia ini yang cocok, yang ada adalah
saling mencocokkan, bukan?
Misalnya, saya dan suami.
Kami memiliki kebiasaan, latar belakang, dan sifat yang berbeda. Tetapi
kami berusaha saling mencocokkan satu dengan lainnya.
Dan hal yang paling kami
syukuri adalah Isa Al-Masih menjadi penuntun keluarga kami melalui
firman-Nya. Sehingga kami berusaha saling mengasihi satu dengan lainnya.
Nah,
menjawab pertanyaan Yudianto yang merupakan sebuah pengandaian. Menurut
kami, suami maupun istri perlu datang dan berdamai dengan Isa Al-Masih.
Sebab sebagaimana kami sampaikan dalam email lalu, Isa Al-Masih adalah
"jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya" (Injil, Surat Roma 3:25).
Kami telah mencoba membantu
pasangan-pasangan yang hampir bercerai dan intinya adalah berdamai dan
menerima karunia keselamatan dalam Isa Al-Masih. Barangkali ini dapat
menjawab pertanyaan Yudianto.
Oh ya, dari dua kasus yang dikemukakan Yudianto, kira-kira solusi apa yang akan Yudianto berikan? Bagaimana Yudianto?
Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s
atau
http://tinyurl.com/9v6rdt2
Wassalam
Salma
Staff, Isa dan Islam
From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Thursday, July 04, 2013 17:16
To: Salma
Subject: Bls: Apa yang melandasi perceraian di Islam?
saudara salma................kata siapa perceraian dilarang oleh
ALLAH?.....tentu kata injil anda...dan tahukah anda perceraian itu
dibolehkan jauh sebeluminjil diturunkan????
jadi sebelum injil datang...perceraian dibolehkan...dan injil juga
membolehkan perceraian jika istri selingkuh...dan kata anda itu juga
berlaku bagi laki2 (email anda sebelumnya).
saudara salma....apakah anda ingin tahu dasarnya jika islam membolehkan perceraian???
jika anda ingin tahu...sebaiknya anda survei langsung dan bikin
penelitian dipengadilan agama...silahkan anda telaah sendiri hasilnya.
jika anda mau...maka anda akan menemukan bagaimana sulitnya proses
tersebut. kedua belah pihak akan dipertemukan...berkali-kali
sebelum hakimmemutuskan permasalahan, kedua belah pihak akan diberikan
jalan keluar untuk berdamai kembali. meraka akan diberi kesempatan untuk
menyamakan persepsi dan menyelesaikan konflik dalam rumah tangga
mereka. baru
JIKA TIDAK ADA TITIK TEMU DARI KEDUA BELAH PIHAK...maka jalan cerai atau putusan cerai dari hakim akan ketuk.
sampai disiniapakah anda sudah faham???
jadi dasar islam membolehkan perceraian adalah, adanya ketidak cocokan
dalam rumah tangga dan sudah tidak ada lagi solusi atau titik temu untuk
bersatu lagi. sekali lagi ini akan diperbolehkan jika hal ini adalah
menjadi solusi terakhir dan menjadi jalan yang
terbaik bagi kedua belah pihak. sehingga dalam islam cerai dibolehkan
dan itu adalah tindakan yang dibenci oleh ALLAH.
saudara salma...saya sudah menjawab pertanyaan anda..dan sekarang
gantian saya yang bertanya kepada anda serta tolong jawab dengan jelas.
PERTANYAAN SAYA:
* jika anda saya posisikan sebagai seorang wabita dan mempunyai suami,
setelah itu suami anda suka mabuk2an dan berselingkuh lalu juga suka
berbuat kasar secara fisik kepada anda, trus pasangan anda tidak
menafkahi anda karena uangnya habis untuk berfoya2
sendiri dan main perempuan. hal ini sudah berlaku 10thn kepada anda.
anda mencoba mengingatkan suami anda..dan mencoba berdiskusi mencari
jalan yang terbaik...tetapi tetap saja tidak ada perubahan. bahkan saat
anda mencoba untuk mengajak berdiskusi.....perilaku
kasar (KDRT) yang ia berikan. kira2 apa yang akan anda lakukan?
sekali lagi....anda sudah mencoba unutk mencari jalan damai...tapi suami anda tetap tidak mengindahkan.
* jika anda mempunyai seorang suami...lalu suami anda pergi meninggalkan
rumah tanpa pamit karena ada wanita yang lain. dan suami anda telah 5
tahun tidak pulang dan tanpa adanya kabar lagi. padahal suami anda masih
hidup..dan setelah anda mencoba mencarinya
dan ketemu...lalu anda mengajak dia untuk menyelesaikan masalah dan
mengajak dia untuk pulang, tetapi hasilnya dia tetap tidak mau....dan
ternyata dia suda hmenikah lagi dengan orang lain bahkan sudah punya
anak. anda tetap saja berkali-kali untuk menghimbau
kepada dia agar mau kembali..tapi tetap saja dia tidak mau, intinya
berbagai cara sudah anda tempuh untuk menyelasaikan masalah tapi tetap
saja tidak membuahkan hasil. kira2 apa yang anda lakukan?
silahkan jawab dengan lugas...karena pertanyaan saya memposisikan anda sebagai pelakunya. trimakasih.
Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Kepada: Yudianto Gimin <yudiantogimin@yahoo.com>
Dikirim: Rabu, 3 Juli 2013 21:42
Judul: Apa yang melandasi perceraian di Islam?
[A5]
Salam Yudianto,
Kami senang menerima email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapi.
Menarik sekali tanggapan
Yudianto tentang perceraian. Dan kalau boleh berpendapat, adanya pikiran
bercerai dalam pernikahan akibat dosa yang menjadi tabiat manusia.
Tetapi sejak semula Allah tidak menghendaki perceraian
(Injil, Rasul Besar Matius 19:8).
Nah, perceraian dapat dicegah ketika seseorang mau diperdamaikan dengan Allah. Dan Isa Al-Masih adalah
"jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya" (Injil, Surat 3:25). Oleh sebab itu, Isa Al-Masih datang
"untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).
Sangat berbeda dengan Islam
yang mengijinkan perceraian. Tentu ini bertentangan dengan titah Tuhan
yang telah ada sejak semula, bukan? Oh ya, kalau boleh tahu, apa yang
melandasi perceraian diperbolehkan dalam Islam?
Bagaimana Yudianto?
Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s
atau
http://tinyurl.com/9v6rdt2
Wassalam
Salma
Staff, Isa dan Islam
From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Monday, July 01, 2013 17:41
To: Salma
Subject: Bls: Bercerai Yes, kata Islam
saudara salma.....yang saya hormati...mengapa anda tidak faham2 ya......
dalam islam boleh bercerai...dan itu adalah jalan terakhir jika
tidak ada jalan lain...dan bercerai itu hina menurut islam...jadi dalam
islam prinsipnya adalah selesaikan masalah terlebih dahulu, cari jalan
sebanyak2nya untuk meminimalisir percerain,
jika mentok maka cerai adalah jalan terakhirnya. lalu apa salahnya jika
perceraian itu dibolehkan dalam islam dan menjadi solusi terkhir yang
terbaik???
mengapa anda sirik terhadap islam masalah perceraian...bukannya lebih
baik anda mempermasalahkan umat kristiani yang masih bingung dalam
perceraian, ada yg membolehkan jika ikut matius dan dilarang jika ikut
yesus....atau lebih baik anda mempermasalahkan umat
kristiani yang mengambil jalan cerai yang dilarang oleh agama anda
(menurut anda)...kan buktinya angka perceraian diamerika...dieropa yang
notabene orang kristen banyak sekali yang bercerai????
lalu bagaimana injil anda mengatakan, satu sisi kata matius..satu
sisi kata yesus....lalu injil anda itu kitab suci yang diturunkan untuk
matius atau yesus???
trimakasih....
Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Kepada: Yudianto Gimin <yudiantogimin@yahoo.com>
Dikirim: Selasa, 18 Juni 2013 23:23
Judul: Bercerai Yes, kata Islam
[A5]
Salam Yudianto,
Terimakasih untuk email Yudianto. Berharap Yudianto sehat selalu
yah...
Menarik sekali tanggapan
Yudianto. Dan kalau boleh berpendapat, tentu Kristen dan Katolik mengacu
pada Alkitab sekalipun ada perbedaan pendapat. Tetapi Islam sangat
memperbolehkan pengikutnya untuk bercerai, bukan?
Berkaitan dengan Injil,
Rasul Besar Matius 5:32 adalah sebuah penegasan untuk tidak bercerai.
Oleh karena itu, Isa Al-Masih katakan setiap orang yang menikahi wanita
yang diceraikan, maka ia berzinah. Tentu saja hal
ini pun berlaku bagi suaminya juga.
Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s
atau
http://tinyurl.com/9v6rdt2
Wassalam
Salma
Staff, Isa dan Islam
From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Monday, June 17, 2013 0:22
To: Salma
Subject: Bls: Bukankah Islam memperbolehkah bercerai?
saudara salma yang budiman..........terimakasih akan balasan anda...
saudara salma...anda mempermasalahkan perceraian dalam islam
padahal dalam katolik dan protestan sendiri masih ada perbedaan pendapat
akan hal ini.
lalu bagaimana dengan ayat ini?
Mat 5:31 Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.
Mat 5:32 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.
Mat 5:32 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.
maaf ya....kok hanya istri yang selingkuh boleh diceraikan...lalu bagaimana dengan suami yang selingkuh???
sekian trimakasih.
Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Kepada: Yudianto Gimin <yudiantogimin@yahoo.com>
Dikirim: Rabu, 12 Juni 2013 13:00
Judul: RE: Bukankah Islam memperbolehkah bercerai?
[A5]
Salam Mas Yudi,
Harap mas dalam keadaan sehat ketika menerima email dari kami.
Wah, kalau jawaban kami muter-muter kayak komedi puter dan membuat mas Yudi pusing wah..kami minta maaf.
Mas Yudi yang kami kasihi, bolehkah kami bertanya? Mas Yudi menyampaikan kisah yang dialami oleh teman mas Yudi, nah penyelesaian yang seperti apa yang diharapkan?
Mengapa kami bertanya
demikian? Sebab bukankah dalam hukum Islam sendiri diperbolehkan untuk
bercerai? Jika memang menurut pandangan keluarga itu lebih baik mengapa
tidak dilakukan? Bukankah hal itu sudah lazim terjadi?
Itulah perbedaan
dengan ajaran Isa Al-Masih. Memang setiap keluarga mengalami permasalan
masing-masing, tetapi sekali lagi bagi pengikut ajaran Isa Al-Masih
perceraian sangat tabu untuk dilakukan. Sekalipun tidak
dipungkiri ada banyak orang yang mengaku Nasrani tetapi masih juga mau
bercerai.
Ada solusi yang ditawarkan dalam Injil, dan banyak para
konselor menerapkannya dan itu cukup berhasil. Jika memang teman mas
bersedia barangkali dapat mencari solusi dan belajar dari kebenaran
Injil, sebab Injil memberikan solusi yang terbaik
untuk hal ini.
Ada satu ayat yang sangat istimewa yang terdapat dalam ayat suci Alkitab
"Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." (Injil, Rasul Markus 10:9).
Bagaimana menurut pandangan mas Yudi?
Wassalam
Salma
Staff, Isa dan Islam
From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Saturday, May 25, 2013 23:11
To: Salma
Subject: Bls: Menerimakah?
sepertinya anda tidak membaca apa yang saya paparkan dengan seksama..atau anda hanya kura2 dalam perahu...hehehehehe...
tapi tak apalah...disini saya akan menjelaskan kembali kepada anda, semoga anda lebih faham lagi:
1. teman perempuan saya ditinggal selingkuh secara berulang2 dan sampai saat ini suaminya hidup dengan pacar barunya. bahkan anak2nya juga diterlantarkan oleh suaminya tanpa diberi nafkah. saat dikonfirmasi untuk dicari jalan penyelesaian sang suami tidak ada respon sama sekali dan akhirnya tidak ada kesepakatan untuk jalan yang terbaik. sedangkan yang perlu anda ketahui juga, bahwa anak2 mereka justru menginginkan ibunya untuk bercerai, maklum anak2nya sudah bisa berfikir dan menilai jika kenyataannya sekarang sang ibu sangat menderita hidupnya, dan justru psikolgis anak merekalah yang sekarang goyah karena masyarakat sudah mengetahui jika bapaknya tukang berselingkuh. yang menjadi masalah adalah: SAMPAI KAPAN MASALAH INI BERLARUT2 TANPA ADANYA KEJELASAN????? itu masalahnya saudara salma...apakah anda sekarang sudah FAHAM??????
2. teman laki2 saya belum mepunyai anak saudara salma. permasalahannya adalah:
SAMPAI KAPANKAH IA HARUS MENUNGGU KEDATANGAN ISTRINYA YANG TELAH KABUR
UNTUK BERSELINGKUH???? apakah menunggu tanpa batas waktu yang jelas
dengan berbagai siksaan batin itu lebih baik dari bercerai????
apakah anda sudah FAHAM atau mau berputar2 lagi????.....
sekian dan terimakasih.
Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Kepada: Yudianto Gimin <yudiantogimin@yahoo.com>
Dikirim: Kamis, 23 Mei 2013 17:19
Judul: Menerimakah?
[A5]
Salam Yudianto,
Kami senang menerima email Yudianto. Berharap Yudianto sehat hari ini
yah...
Menarik sekali tanggapan Yudianto. Dan kalau boleh
berpendapat, kami tidak mengetahui apakah teman perempuan dan teman
laki-laki Yudianto menganggap bahwa perceraian adalah yang terbaik.
Tentu ini menjadi sebuah pertanyaan, bukan?
Karena bukan mereka sendiri yang menyatakannya kepada
kami. Ini adalah pernyataan dari Yudianto yang sifatnya perlu dikaji
kebenarannya, bukan? Tentu setiap perceraian memiliki dampak psikologis
bukan hanya kepada pasangan tersebut, tetapi juga
dengan anak-anak mereka, bukan?
Nah, pertanyaannya apakah anak-anak mereka menerima dengan ikhlas perceraian orang tua mereka? Bagaimana Yudianto?
Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s
atau http://tinyurl.com/9v6rdt2
Wassalam
Salma
Staff, Isa dan Islam
From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Saturday, May 18, 2013 8:53
To: Salma
Subject: Bls: Tidak ada untuk menyengsarakan
gak papa kok..itu menunjukkan jika anda bingung untuk memberi solusi akan permasalahan yang ada ini.
buktinya anda tidak memberi solusi yang tak terpatahkan akan persoalan tersebut.
saya setuju jika Firman Tuhan tidak ada yang menyengsarakan umatnya, tapi Firman yang bagaimana dulu? Firman yang asli atau yang sudah terkontaminasi???
Tapi... sudahlah salma.....kita bahas yang ini saja ya....
buktinya sekarang teman perempuan saya merasa perceraian adalah jalan yang terbaik bagi rumah tangganya, karena agama dia tidak bisa memberi solusi bagi permasalahnnya.
dan teman laki2 saya juga demikian karena ajaran agamanya telah membuat dia terkatung2 dalam berumah tangga, apakah ini tidak dinamakan menyengsarakan????
coba jawab deh...jangan bikin diskusi ini lebih mebias kemana2 dulu, OK???
trimakasih.
Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Kepada: Yudianto Gimin <yudiantogimin@yahoo.com>
Dikirim: Sabtu, 18 Mei 2013 7:39
Judul: Tidak ada untuk menyengsarakan
[A5]
Salam Yudianto,
Bagaimana kabar hari ini? Semoga sehat yah. Ijinkanlah kami menanggapinya.
Menarik sekali tanggapan Yudianto. Dan kalau boleh
berpendapat, tentu Allah memberikan firman-Nya untuk kedamaian manusia,
bukan? Bila pasangan tersebut saling menjaga dan taat pada firman-Nya,
tentu kebahagiaan yang diterima, bukan?
Jadi, menurut kami, Allah tidak pernah memberikan
firman-Nya untuk menyengsarakan umat-Nya. Hanya manusianya yang tidak
mau taat. Dan hal ini kami sadari karena semua manusia telah berdosa.
Itulah sebabnya Isa Al-Masih datang ke dunia untuk menyelamatkan dan
"memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Injil, Rasul Besar Matius 20:28). Dia datang untuk semua orang, semua golongan, dan semua agama.
Pertanyaannya adalah maukah setiap orang percaya pada Isa Al-Masih sebagai Juruselamat? Bagaimana dengan Yudianto?
Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s
atau http://tinyurl.com/9v6rdt2
Wassalam
Salma
Staff, Isa dan Islam
From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Thursday, May 16, 2013 23:45
To: Salma
Subject: Bls: Apakah ada?
trimakasih saudara salma.....
anda bertanya.....apakah ada firman yang menyengsarakan manusia???
pertanyaan anda lucu sekali saudara salma.......sepertinya anda mau berkelit lagi ya...
saudara salma...bukankah larangan untuk bercerai seperti kasus teman2 saya adalah sangat menyengsarakan mereka???
ingat saudara salma, mereka adalah manusia, bukan robot lho.....
1. apakah anda sanggup/atau mempunyai solusi tentang masalah pernikahan yang tiada kepastian seperti teman perempuan saya?
2. apakah anda bisa melalui
pernikahan seperti teman laki2 saya? dimana dia yang ditinggal
berselingkuh istrinya dan sampai saat ini belum kembali bahkan tidak
tahu dimana rimbanya?
3. bukankah anda yang berdasarkan kitab suci anda tidak bisa memberi solusi yang terbaik untuk mereka?
4.
apakah mereka harus menunggu dan tetap bertahan akan masalah ini sampai mereka mati?
5.
apakah larangan bercerai bagi mereka tidaklah merupakan penyiksaan secara psikologis baik bagi mereka ataupun keluarga mereka?
6.
jadi, apakah larangan bercerai dalam situasi yang seperti ini dinamakan tidak menyengsarakan umat?
bagaimana saudara salma??? jangan
berkata lagi kalau anda atau saya tidak sebagai pelaku dalam masalah
ini, tapi marilah kita berbicara dengan hati untuk solusi yang terbaik.
trimakasih.
Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Kepada: Yudianto Gimin <yudiantogimin@yahoo.com>
Dikirim: Rabu, 15 Mei 2013 21:41
Judul: Apakah ada?
[A5]
Salam Yudianto,
Terimakasih untuk email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapi.
Menarik sekali tanggapan Yudianto. Dan kalau boleh
berpendapat, apakah ada firman Allah yang menyengsarakan manusia? Tentu
tidak ada, bukan?
Bagaimana menurut Yudianto?
Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s
atau http://tinyurl.com/9v6rdt2
Wassalam
Salma
Staff, Isa dan Islam
From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Sunday, May 12, 2013 12:36
To: Salma
Subject: Bls: Dipengaruhi
lalu apakah firman ALLAH itu menyengsarakan umat manusia? bukankah ALLAH itu maha pengasih dan penyayang?
jika demikian... lalu apakah salah jika Firman ALLAH yang demikian terebut dipertanyakan integritasnya?
semoga hidayah itu cepat datang kepada anda....trimakasih.
--- Pada Sab, 11/5/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:
Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: Dipengaruhi
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Sabtu, 11 Mei, 2013, 8:17 PM
[A5]
Salam Yudianto,
Terimakasih untuk email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapinya.
Menarik sekali tanggapan Yudianto. Kami sungguh menghargainya. Dan kalau boleh mengulang pertanyaan kami.
Kalau boleh tahu, apakah firman Allah harus disesuaikan dan dipengaruhi situasi hidup manusia? Bagaimana menurut Yudianto?
Silakan kunjungi situs kami di
http://tinyurl.com/3oj8p6s atau
http://tinyurl.com/9v6rdt2
Wassalam
Salma
Staff, Isa dan Islam
From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Saturday, May 11, 2013 0:55
To: Salma
Subject: Bls: Yang terbaik
argumen anda sangat diplomatis sekali...yang jelas dalam ajaran agama anda..dalam situasi apapun bercerai itu tidak dibolehkan...apapun resikonya, walau orang itu harus menderita dalam menjalani rumah tangganya dan walau juga dalam injil anda jika wanita yang berselingkuh dapat juga diceraikan.
saya kira sudah cukup jawaban anda untuk saya tentang masalah ini. dan memang saya bukan pelakunya dalam hal ini, dan saya bersyukur akan hal itu karena saya tidak bisa membayangkan jika saya seorang nasrani lalu saya mengalami problema rumah tangga semisal seperti teman laki2 saya....saya tidak tahu harus bagaimana saya akan menjalaninya.
apakah saya harus tetap bertahan menunggu istri yang telah berselingkuh dan pergi entah kemana datang kembali kepada saya dengan waktu yang tidak ditentukan? hemmm...saya juga tidak bisa membayangkan jika saya harus tersiksa untuk menanti selama beruluh2 tahun bahkan sampai tua atau sampai meninggalkan dunia ini. sungguh saya tidak akan bisa merasakan keadilan sebuah ajaran agama dalam hal ini.
apakah ini yang dinamakan jalan yang terbaik? sebuah jalan yang harus sakit untuk dilalui tanpa adanya solusi? apakah ini yang namanya keadilan??? lalu dimanakah nilai sebuah ajaran yang penuh kasih terhadap manusia???
jawabnya hanya ada dikejujuran hati ini.
sekian dan terimakasih.
--- Pada Ming, 5/5/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:
Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: Yang terbaik
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Minggu, 5 Mei, 2013, 5:06 PM
[A5]
Salam Yudianto,
Terimakasih untuk email Yudianto. Berharap Yudianto sehat saat menerima email kami ini.
Menarik sekali tanggapan Yudianto. Dan kalau boleh
berpendapat, kami berusaha untuk tidak beretorika. Dan karena bukan
Yudianto yang mengalami, tentu tidak akan berdampak pada Yudianto,
bukan?
Dan menurut kami, ketika Allah memberikan perintah-Nya
agar tidak bercerai, maka itu adalah yang terbaik bagi manusia, bukan?
Kalau boleh tahu, apakah firman Allah harus disesuaikan dan dipengaruhi
situasi hidup manusia?
Bagaimana menurut Yudianto?
Silakan kunjungi situs kami di
http://tinyurl.com/3oj8p6s atau
http://tinyurl.com/9v6rdt2
Wassalam
Salma
Staff, Isa dan Islam
From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Friday, May 03, 2013 8:58
To: Salma
Subject: RE: Bukan Yudianto yang mengalami
jawaban anda menggambarkan sebuah retorika dari sebuah kebuntuan pikiran belaka. saya tahu anda tidak sanggup untuk menjawabnya sehingga anda mengatakan jika itu bukan saya yang mengalaminya sendiri. saya manusia dan ke-2 teman saya itu juga manusia saudara salma yang punya hati dan nurani serta perasaan yang sama.
anda mengatakan jika kita berkutat dalam hal ini itu juga tidak berdampakkepada orang2 (teman2 saya), itu memang benar tapi yang tidak pernah anda sadari apa dampak larangan cerai dari agama anda untuk umatnya? tidak tahu kan anda???
dan yang saya tahu sekarang adalah:
1. teman wanita saya sekarang telah membeli mukenah dan telah belajar sholat.
2. teman lelaki saya sekarang telah berada dipondok tebu ireng jombang.
lalu ada apa dengan orang2 ini saudara salma??? karena mereka tidak menemukan solusi akan masalah pernikahan mereka dalam ajaran agama mereka (kristen).
dan jika anda ingin bukti kuat akan hal tersebut maka saya bersedia mempertemukan anda kepada mereka jika anda mau, karena ini adalah kenyataan yang perlu dibuktikan jika dipertanyakan.
sekali algi saudara salma, jika anda punya solusi akan masalah ini, silakan anda sampaikan kepada saya, jika tidak ada maka jujurlah kepada hati terdalam anda, karena kebenaran itu tidak bisa dipaksakan tetapi dirasakan dalam lubuk sanubari yang paling dalam. saya tunggu tanggapan anda terimakasih.
jadi intinya larangan untuk bercerai itu bukanlah jalan yang adil, dan bercerai walau dibenci oleh ALLAH tetap hal terbaik dalam solusi terakhir, sekali lagi solusi terkahir.
--- Pada Kam, 2/5/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:
Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: RE: Bukan Yudianto yang mengalami
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Kamis, 2 Mei, 2013, 10:23 AM
[A5]
Salam Yudianto,
Terimakasih untuk email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapinya yah...
Menarik sekali tanggapan Yudianto. Dan kalau boleh
berpendapat, sebuah kasus menjadi relevan bila Yudianto sendiri yang
mengalaminya. Dan karena itu, bukan persoalan Yudianto, tentu kita hanya
berkutat pada persoalan orang lain yang sebenarnya
tidak membawa dampak pada orang itu, bukan?
Bagaimana menurut Yudianto?
Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s
atau http://tinyurl.com/9v6rdt2
Wassalam
Salma
Staff, Isa dan Islam
From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Wednesday, May 01, 2013 2:08
To: Salma
Subject: RE: Menjadi relevan bila...
saudara salma......
sudahlah...jangan berputar2 saja....yang jelas anda tidak sanggup menjawab pertanyaan saya kan??? jujur saja....untuk apa berdusta.....disinilah dengan persoalan yang rumit bau terungkap jika cerai itu adalah solusi terakhir dan terbaik jika permasalahan tidak dapat diselesaikan. jika persolan yang saya sodorkan terus berjalan tanpa adanya penyelesain lalu harus sampai kapan masalah seperti ini selesai??? berarti agama anda adalah agama yang tidak berperi kemanusiaan.....yang katanya agama kasih malah membelenggu dan mengebiri kebahagiaan manusia.
sekali lagi jika anda bersedia menjawab dan tidak berputar2 seperti obat nyamuk...maka silahkan anda jawab pertanyaan saya. dan jika tidak sanggup saya harap anda jujur saja kepada saya? ok????
trimakasih atas anda yang tidak bisa menjawab pertanyaan saya.
--- Pada Sen, 29/4/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:
Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: RE: Menjadi relevan bila...
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Senin, 29 April, 2013, 7:05 PM
[A5]
Salam Yudianto,
Terimakasih untuk email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapinya.
Kami senang menerima tanggapan Yudianto. Dan kalau boleh
berpendapat, hal ini tidak menjadi relevan karena Yudianto bukan
pelakunya yang minta konsultasi kepada kami. Tentu kami akan mencoba
membantu apabila Yudianto yang mengalami secara langsung
baik dalam kasus pertama maupun kasus kedua.
Tentu diskusi ini akan relevan bila Yudianto mengalaminya dan meminta nasihat kepada kami, bukan? Bagaimana menurut Yudianto?
Silakan kunjungi situs kami di
http://tinyurl.com/3oj8p6s atau
http://tinyurl.com/9v6rdt2
Wassalam
Salma
Staff, Isa dan Islam
From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Sunday, April 28, 2013 12:26
To: Salma
Subject: RE: Tidak relevan
oh ya...sepertinya anda kesulitan dalam solusi kisah ini...sehingga anda mengelak halus kepada saya. dan inilah buktinya jika perceraian adalah solusi terakhir.....sekali lagi solusi terakhir jika sudah tidak ada jalan lain.
1. kisah pertama anda tidak berani menjawab bukan???? jika berani coba jawab donk...hehehehe..."lalu bagaimana jika tidak ada kesepakatan bersama? apa yang akan anda lakukan? apakah anda masih ingin hidup dalam ketidakpastian?"
2. untuk kisah yang kedua.....kira2 bagaimana saudara salma...apakah teman saya harus menunggu kedatangan seorang istri yang telah berselingkuh dan tak tahu kapan kedatangannya???? bukankah dalam kitab suci anda sendiri mengatakan jika istri berselingkuh itu dapat diceraikan????
tolong jawab ya...jangan mengalihkan permasalahan, ini adalah diskusi untuk mencari solusi??? OK?????
SAYA TUNGGU JAWABAN ANDA!!!! terimakasih.
-- Pada Sab, 27/4/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:
Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: RE: Tidak relevan
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Sabtu, 27 April, 2013, 8:54 AM
[A5]
Salam Yudianto,
Terimakasih untuk email Yudianto. Ijinkanlah kami menanggapinya
yah...!!!
Kami setuju dengan Yudianto bahwa saya bukanlah pelaku
dalam peristiwa dan situasi tersebut. Dan karena itu, tentu akan menjadi
tidak relevan setiap tanggapan yang diberikan baik oleh saya maupun
oleh Yudianto sendiri, bukan?
Bagaimana menurut Yudianto?
Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s
atau http://tinyurl.com/9v6rdt2
Wassalam
Salma
Staff, Isa dan Islam
From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Saturday, April 27, 2013 9:39
To: Salma
Subject: RE: Pilihan dan keputusan
tetapi ini adalah persoalan lain dalam kontek tersebut.
saudara salma.....
untuk kisah yang satu anda memberi jawaban kapada saya: "Kalau boleh memilih, maka saya tidak akan memilih bercerai, tetapi berpisah untuk sementara waktu sesuai kesepakatan berdua. "
lalu bagaimana jika tidak ada kesepakatan bersama? apa yang akan anda lakukan? apakah anda masih ingin hidup dalam ketidakpastian?
untuk kisah yang kedua, sebenarnya sudah dapat anda simpulkan sendiri, setelah dari malaysia sang suami masih mau menerima istri, tetapi kenyataanya istri tetap kabur lagi sampai sekarang tanpa kabar berita, yang intinya karena sang istri lebih memilih untuk hidup bersama yang lain, apakah sang suami tetap harus mempertahankan sang istri??? lalu sampai kapan setelah sekian waktu tiada kabar beritanya? yang perlu anda ketahui adalah mereka saat ini belum terpisahkan oleh yang namanya cerai, tetapi sang suami sekarang bingung tujuh keliling akan keputusan yang akan diambil, dia bilang kepada saya, "jika bercerai itu adalah larangan agamanya, tetapi jika tidak bercerai sampai kapan ia akan menunggu seorang istri yang telah berani menghianati dia? bukankah sang istri telah berbuat selingkuh yang tindakan tersebut sangat dibenci Tuhan? itulah yang sekarang menjadi problema dalam pikirannya.
sekian dan terimakasih.
--- Pada Kam, 25/4/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:
Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: RE: Pilihan dan keputusan
Kepada: "Yudianto Gimin" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Kamis, 25 April, 2013, 11:44 AM
[A5]
Salam Yudianto,
Terimakasih untuk email Yudianto. Senang membaca kisah-kisah yang dipaparkan. Ijinkanlah kami menanggapinya
yah...!!!
Menarik sekali tanggapan Yudianto. Kalau boleh
berpendapat, tentu tidak mudah dalam menjawabnya bila saya ada dalam
posisi wanita tersebut.
Menurut saya, hidup adalah sebuah pilihan dan keputusan.
Tatkala pilihan dan keputasan itu tepat, maka kebahagiaan yang
diperoleh. Kalau boleh memilih, maka saya tidak akan memilih bercerai,
tetapi berpisah untuk sementara waktu sesuai kesepakatan
berdua.
Menurut saya, hal yang utama dalam keluarga adalah
komunikasi, keterbukaan, dan kerendahan hati. Mudah memang
mengatakannya, tetapi saya mencoba menerapkan hal ini dalam keluarga
saya. Ketika saya terbuka kepada suami tentang perasaan-perasaan
saya, suami mulai memikirkan hal itu.
Demikian juga dengan persoalan yang dialami teman
Yudianto yang laki-laki. Tentu ada perasaan marah besar kepada istrinya.
Tetapi nyatanya dia sudah pergi. Menurut saya, terlalu cepat dalam
membuat sebuah solusi yang saya sendiri tidak tahu situasi
dan usaha apa yang telah dilakukan baik suami dan istri.
Demikian jawaban saya. Bagaimana menurut Yudianto sendiri?
Silakan kunjungi situs kami di http://tinyurl.com/3oj8p6s
atau http://tinyurl.com/9v6rdt2
Wassalam
Salma
Staff, Isa dan Islam
From: Yudianto Gimin [yudiantogimin@yahoo.com]
Sent: Tuesday, April 23, 2013 9:14
To: Salma
Subject: Bls: FW: Apakah menurut mas Yudi cerai itu baik?
saya sudah berumah tangga sepuluh tahun yang lalu dan dikaruniai 2 orang putri.
saya juga sudah mengalami pahit dan getir dalam berumah tangga seperti umumnya orang yang lain.
saudara salma.....
dalam islam perceraian adalah hal atau tindakan terakhir yang diambil jika semua permasalahan tidak bisa diselesaikan. sekali lagi itu adalah tindakan final yang juga dibenci ALLAH.
saudara salma....
banyak dari kaum anda yang mempersoalkan masalah cerai ini, tapi lambat laun mereka juga menyadari dan setuju jika cerai adalah tindakan yang harus ditempuh jika sudah mengalami titik nadir. mengapa saya bilang begitu????
saudara salma...
sebelumnya silahkan baca baik2 dua kisah berikut ini:
1. saya mempunyai teman kerja seorang wanita yang beragama protestan.
saat ini dia mempunyai masalah dengan suaminya. suaminya sudah berulang kali bahkan puluhan kali ketahuan berselingkuh semenjak 12 th yang lalu dari umur pernikahan mereka yang sudah berjalan 15th. teman saya tersebut sampai stres gara2 tindakan suaminya tersebut. bahkan 1 th terakhir ini suaminya jarang pulang bahkan tidak memberi nafkah untuk anak2nya. teman saya mengeluh kepada saya dan meminta solusi kepada saya. Alhamdulillah saya bukan orang yang egois, saya selalu berpegang kepada kitab suci keyakinan dia, yakni injil. berkali2 saya sampaikan kepada dia agar tetap bersabar dan ikhlas dalam menjalani cobaan hidup, serta saya tekankan pula jika perceraian dalam kristen itu sangat dilarang.
dua bulan yang lalu saya kaget sekali setelah mengetahui dia mengajukan gugatan cerai kecatatan sipil. saya bertanya kepada dia, "mengapa kamu melakukan ini, bukankah kamu telah melanggar ajaran kamu?"
saya kaget bukan kepalang saat dia menjawab," kamu tidak merasakan apa yang saya rasakan selama bertahun2, saya ingin ketentraman dalam berumah tangga bukan hal menyakitkan seperti ini."
2. saya juga mempunyai teman seorang laki2 yang baru menikah 3th yang lalu. setelah usia perkawinan mereka memasuki usia 8 bulan, tiba2 istrinya terpedaya oleh seorang tentara AS yang bertugas diKOREA melalui jejaring sosial dalam dunia maya. sampai2 istri teman saya bersedia menemui tentara AS tesebut diMalaysia. Hal inilah yang menjadi awal polemik dalam rumah tangga mereka. Teman saya berusaha bertahan dengan apa yang terjadi sesuai dengan keyakinannya. Tetapi sudah setahun lebih ini istri teman saya meninggalkannya tanpa kabar dan berita semenjak istrinya pergi keSingapura untuk menemui tentara AS tersebut. kira2 apakah yang akan anda lakukan dengan masalah seperti ini?
pertanyaan saya yang harus anda jawab dengan jujur dan tegas:
1. sekarang saya bertanya kepada anda, dan tolong jawab dengan jujur.
apa yang anda lakukan jika anda mempunyai pasangan hidup yang suka mabuk2an dan berselingkuh serta tidak pernah menafkahi anda. setelah anda beritahu atau anda tegur dengan baik2 dia tetap saja melakukan itu sampai saat ini. sedangkan anda juga dikaruniai anak yang sudah berumur 10-15 th,setiap hari pasangan anda marah2 bahkan juga memukul anda dan anak anda mengetahui hal ini serta hal tersebut dapat mempengaruhi psikis anak anda. . jika hal demikian sudah berlangsung 10 tahun sampai saat ini, kira2 apa yang akan anda lakukan??? apakah yang akan anda lakukan?
2. kira2 apakah solusi terbaik dari kedua kisah yang telah saya sampaikan kepada anda?
pilih salah satu saja dari kedua pilihan ini,....BERTAHAN atau BERCERAI!!!!!
silahkan saudara salma menjawab untuk saya, secara SINGAT, PADAT dan JELAS.
trimakasih.
--- Pada Sel, 16/4/13, Salma <Salma@idionline.info> menulis:
Dari: Salma <Salma@idionline.info>
Judul: FW: Apakah menurut mas Yudi cerai itu baik?
Kepada: "yudiantogimin@yahoo.com" <yudiantogimin@yahoo.com>
Tanggal: Selasa, 16 April, 2013, 3:35 PM
[A1]
Salam Mas Ydui,
Bagaimana kabar mas dan keluarga? Kami harap mas dalam keadaan sehat ketika menerima email dari kami. Sebab indah ya jika Allah selalu melimpahkan rahmatnya dalam hidup kita?
Kami menyampaikan terimakasih untuk komentar mas. Mas Yudi, memang tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kehidupan rumah tangga sering terjadi konflik. Hal itu sangatlah wajar dan tentu itu menjadi bumbu-bumbu indah dalam rumah tangga.
Saya tidak tahu apakah mas sudah menikah ataukah belum, atau sudah mengalami peliknya kehidupan berumah tangga. Hanya kami kurang setuju dengan apa yang mas katakan bahwa perceraian adalah solusi terakhir.
Apakah setiap permasalahan tidak dapat diselesaikan? Memang jika kita memandang ego kita tentu perceraiak adalah hal yang baik. Tetapi yakinlah hal tersebut membuat pasangan tersakiti satu dengan yang lain.
Apa yang dipegang oleh umat Nasrani adalah sebuah perintah yang diberikan oleh Isa Al-Masih dalam Injil, Rasul Besar Markus 10:7,9. “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
Jika Allah sudah melarang untuk kita bercerai, apakah kita akan melanggar perintah Allah tersebut? Bagaimana menurut pandangan mas Yudi?
Wasalam
Salma
Staff, Isa dan Islam
=============================================================================
-------- Original Message --------
Subject: Comment has been added: Perceraian Halal, Babi Haram?
Date: 2013-04-07 22:24
From: cak gimin ( yudiantogimin@yahoo.com )
jika dalam kristen tidak dibolehkan bercerai maka berarti, dlam ajaran
kristen dilonggarkan akan hal2 kekerasan dalam rumah tangga,
perselingkuhan dan kekerasan lainnya. mengapa? karena walau salah satu
pasangan suami istri kristen yang melakukan hal tersebut secara
berulang2 tanpa adanya jalan penyeselaian tetap tidak akan dibolehkan
untuk bercerai, jadi bisa seenaknya donk berbuat semaunya.
yang perlu anda ketahui adalah:
- perceraian adalah solusi terakhir jika sudah tidak ada jln
penyelesaian. Tahuuu????
jadi jangan dibesar2kan dong.
sekarang gue doain aja kelak supaya anak turun kamu mendapat
suami/istri yg suka selingkuh, biar rumah tangganya runyam sampai mati
keduanya karena tidak dibolehkan bercerai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar